IAEA: Iran Beri Lebih Sedikit Akses pada Pengawasan Nuklir
WINA, SATUHARAPAN.COM-Kepala pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengatakan bahwa Iran akan mulai menawarkan "akses yang lebih sedikit" untuk pengawasnya, tetapi masih akan mengizinkan badan tersebut untuk memantau program nuklirnya.
Direktur Badan Tenaga Atom Internasioonal (IAEA), Rafael Grossi, mengatakan itu saat tiba di Wina pada hari Minggu (21/2) malam. Dia berhati-hati untuk mengatakan bahwa masih akan ada sejumlah pengawas yang sama, tetapi akan ada "hal-hal yang kami kalah".
Dia tidak memberikan banyak rincian, tetapi Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, mengatakan itu termasuk memblokir IAEA untuk mengakses rekaman di kameranya di situs nuklir.
Grossi telah melakukan perjalanan ke Teheran ketika Iran mencoba menekan Eropa dan pemerintahan baru Amerika Serikat di bawah Joe Biden agar kembali ke kesepakatan nuklir 2015, yang secara sepihak ditarik oleh Presiden Donald Trump dari Amerika pada 2018.
Grossni pada hari Minggu (21/2) bertemu dengan pejabat Iran dalam upaya untuk mempertahankan kemampuan inspekturnya untuk memantau program atom Teheran, bahkan ketika pihak berwenang mengatakan mereka berencana untuk memotong kamera pengintai di situs-situs tersebut.
Anggota media dan pejabat dalam tur ke reaktor nuklir di Arak, Iran pada 23 Desember 2019. (Foto: dok. Reuters)
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, yang di bawah Presiden Hassan Rouhani membantu mencapai kesepakatan nuklir, mengatakan kamera IAEA akan dimatikan meskipun ada kunjungan Grossi untuk mengikuti undang-undang yang disahkan oleh parlemen.
“Ini bukan tenggat waktu bagi dunia. Ini bukan ultimatum,” kata Zarif kepada stasiun penyiaran berbahasa Inggris yang dikelola pemerintah, Press TV, dalam sebuah wawancara yang disiarkan sebelum dia bertemu dengan Grossi. "Ini adalah masalah internal domestik antara parlemen dan pemerintah." (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...