Ibadah Syukur Awal Tahun 2025 PGI, Ada Tantangan Mengatasi Lima Krisis
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Gereja-gereja di Indonesia (PGI) mengidentifikasi lima krisis, yaitu krisis nasionalisme, oikoumene, ekologi, pendidikan, keluarga dan satu tantangan revolusi digital. Krisis-krisis dan tantangan tersebut akan diatasi dalam kebersamaan dan kesatuan hati.
“Dalam kebersamaan itu pula kita mampu mewujudkan mimpi untuk Indonesia yang lebih damai, adil, dan sejahtera.” Demikian sambutan Sekretaris Umum PGI, Pdt. Darwin Darmawan, dalam Ibadah Syukur Awal Tahun 2025 PGI, di Auditorium Grha Oikoumene, Jakarta, hari Selasa (7/1/2025).
Lewat kebersamaan itu pula, lanjutnya, memampukan PGI menghadapi masa-masa sulit di tahun yang telah dilewati, dan menjadi lebih kuat, bijak dan bahagia. Karena kebersamaan itulah kita sebagai bangsa bisa melewati transisi dan konsolidasi demokrasi dalam damai. Kebersamaan itu juga yang memampukan PGI bisa terus menjadi berkat bagi banyak orang dan lingkungan hidup.
“Terima kasih untuk kekuatan, topangan, dukungan yang berikan kepada PGI. Karena kebersamaan, kami menjadi lebih bijak. Masukan, kritikan, dukungan pemikiran, membuat kami lebih bijaksana, sebab melaluinya kami mendapatkan banyak perspektif ketika merespon satu isu atau peristiwa. Kebersamaan membuat kami lebih bahagia. Sebab kami tahu, kami bersama saudara-saudari menjalani hidup yang penuh warna,” kata Sekum PGI.
Peran Lembaga Keagamaan untuk Kualitas Pendidikan
Sementara itu, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) RI, Fajar Riza Ul Haq, mengapresiasi acara yang dilakukan oleh PGI. Hal ini menurutnya mengingatkan kita sebagai manusia untuk selalu bersyukur kepada Tuhan.
Dalam sambutannya, dia juga menyinggung pentingnya kerjasama dengan lembaga keagamaan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. “Kami sadari tidak bisa bergerak sendiri kecuali dengan semua pihak, termasuk dengan PGI. Hal ini dalam rangka mewujudkan tujuan kebijakan pendidikan tidak bias terhadap golongan tertentu, juga agama,” kata Wamendikdasmen.
Fajar Riza Ul Haq menegaskan komitmen Kemendikbud untuk memberikan pendidikan bermutu yang dapat dinikmati oleh semua golongan. “Selama ini ada kecendrungan kebijakan pendidikan bias sekolah negeri. Sehingga sekolah swasta yang di kelola lembaga agama merasa di nomor duakan, ini hasil diskusi dengan berbagai lembaga keagamaan. Maka menjadi komitmen kami untuk menyelesaikan hal ini. Mohon dukungan PGI atas program yang akan kami kerjakan. Kami bersedia membuka diri jika ada masukan dan kritikan,” katanya.
Acara Ibadah Syukur Awal Tahun 2025 PGI berjalan hikmat. Pdt. Binsar Jonathan Pakpahan dalam khotbahnya yang mengangkat Tema Natal PGI-KWI 2024, mengingatkan kita untuk proaktif menyambut kabar baik dan membawa harapan kepada mereka yang terpinggirkan.
“Pergi ke Bethlehem berarti membawa pesan kepada mereka yang terpinggirkan, karena kedatangan Yesus kepada orang terpinggirkan. Marilah pergi berarti menyambut kabar baik dan melangkah ke depan dengan MPH-PGI yang baru untuk pergi kepada mereka yang terpinggirkan, membawa pengharapan, dan melakukannya secara bersama-sama gereja anggota,” katanya.
Selain MPH-PGI serta seluruh staf dan karyawan, ibadah awal tahun juga dihadiri pimpinan lembaga pemerintahan, ormas Kristen, pimpinan lembaga keagamaan, pimpinan sinode gereja, PGIW, mitra lintas iman, serta para pensiunan PGI. Kehadiran Paduan Suara GPIB Martin Luther Jakarta, Maxima Band, dan Grup Tari Wonderland Bekasi juga menambah semaraknya acara.
Pada kesempatan itu, juga ditayangkan Kaleidoskop PGI di 2024, yang berisikan kiprah serta pelayanan PGI di tengah-tengah kehidupan masyarakat, bangsa, dan gereja.
Editor : Sabar Subekti
Presiden Prabowo Bertemu PM Anwar Ibrahim di Rumah Tangsi Ma...
KUALA LUMPUR, SATUHARAPAN.COM- Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, bertemu dengan Perdana Menteri ...