Ibu Pelaku Bom Bunuh Diri Prancis: Mungkin Dia Stres
PRANCIS, SATUHARAPAN.COM – Ibu dari seorang pembom bunuh diri di Paris mengatakan anaknya tidak bermaksud membunuh siapa pun dan mengklaim bahwa dia mungkin meledakkan dirinya karena stres.
Ibrahim Abdeslam (31), meledakkan dirinya di luar café Comptoir Voltaire yang dekat dengan teater Batclan yang juga merupakan lokasi penembakan para teroris terhadap pengunjung konser sebuah band metal pada Jumat (13/11) malam.
Saudara laki-laki Ibrahim, Mohamed Abdeslam, mantan pekerja dewan, ditangkap di Molenbeek di Brussel Barat satu hari setelah serangan di ibu kota Prancis, di mana setidaknya 129 tewas dan ratusan lainnya luka-luka.
Namun, polisi gagal menangkap saudara ketiga mereka, Salah, ketika dia diinterogasi saat berupaya menyeberangi perbatasan untuk pergi ke Belgia setelah serangan tersebut. Sekarang, dia menjadi obyek perburuan internasional besar-besaran.
Ibu mereka, hari Senin (16/11) membela Ibrahim dengan menyebut bom bunuh diri itu mungkin dilakukan karena tidak sengaja dan mengatakan bisa saja anaknya saat itu sedang mengalami stres.
Keluarga Abdeslam terkejut bahwa Ibrahim meledakkan dirinya di dekat Stade de France, meskipun dia telah menghabiskan waktu di Suriah.
Ibu mereka berbicara kepada wartawan melalui keponakannya di depan pintu rumah keluarga mereka di Molenbeek, mengatakan kepada Het Laatste Nieuws bahwa mereka yakin dia (Ibrahim) tidak berencana untuk membunuh siapa pun.
“Ini bukan rencana dia (Ibrahim), saya yakin,” kata dia. “Faktanya adalah bahwa bom bunuh diri yang dia lakukan tidak membunuh siapa pun. Banyak yang mengatakan seperti itu.”
“Kami bahkan melihat dia dua hari sebelum serangan itu terjadi. Tidak ada tanda-tanda bahwa mereka merencanakan kekerasan tersebut.”
Keluarga itu mengakui bahwa Ibrahim telah menghabiskan beberapa waktu di Suriah. “Kami benar-benar terkejut bahwa Salah ikut terlibat. Ibrahim memang terlihat berbeda. Kami melihat dia telah diradikalisasi, tapi hanya sebagian. Tapi kami tidak pernah berpikir bahwa mereka akan melakukan hal ini.”
Anggota keluarga lainnya yang tinggal di rumah tersebut mengatakan bahwa mereka tidak ingin menjadi pelaku bom bunuh diri. “Mungkin ledakan itu terjadi sebelum waktunya karena tidak sengaja. Mungkin juga karena dia (Ibrahim) stres.”
Seorang jaksa telah mengidentifikasi Ibrahim sebagai seorang yang menyewa sebuah kursi mobil yang dia gunakan untuk melakukan aksi bom bunuh diri.
Kendaraan itu digunakan oleh para teroris yang membunuh pengunjung di luar restoran pizza Casa Nostra dan La Belle Equipe cafe.
Mobil itu ditemukan setelah ditinggalkan 20 menit di Montreuil dengan beberapa senjata di dalamnya.
Kronologi Bom Café Voltaire
Bom Café Voltaire adalah salah satu dari tujuh serangan mematikan yang dilakukan oleh jihadis pada malam pertumpahan darah di Paris pada hari Jumat (13/11) malam.
Beberapa menit setelah Ibrahim meluncurkan serangan solo-nya, kelompok jihadis lainnya - yang diyakini terdiri dari tiga pria dan seorang wanita - bersenjatakan AK-47 menyerbu teater musik Bataclan dan mulai menembak kerumunan penonton.
Beberapa korban yang selamat mengklaim tiga orang di antaranya meledakkan diri mereka dan orang yang keempat ditembak mati oleh polisi sebelum mereka bisa meledakkan bom tersebut.
Salah Abdeslam (26), yang berasal dari pinggiran Brussels dan dikenal sebagai ibu kota 'jihad' dari Eropa, sekarang menjadi objek dari perburuan internasional – tetapi ajaibnya, dia sempat dihentikan namun kemudian dilepas oleh petugas yang menjaga perbatasan Belgia satu jam setelah serangan.
Salah satu saudaranya, Ibrahim Abdeslam, 31, adalah salah satu dari tujuh teroris yang meninggal pada Jumat (13/11) malam setelah ia meledakkan dirinya dalam serangan tunggal di luar Café Comptoir Voltaire. Dia telah menyewa kursi hitam yang ditemukan kemarin di Paris bersamaan dengan AK-47 dan amunisi.
Saudara ketiga mereka, Mohammed Abdeslam, berada di tahanan di Belgia malam terakhir setelah ditangkap di Brussels, tempat di mana para jihadis ISIS kemungkinan telah bertemu sebelum serangan itu untuk mengumpulkan senjata otomatis dan rompi bunuh diri.
Tujuh orang telah ditahan di Belgia terkait dengan kekejaman - tiga di perbatasan dan empat di Brussels. Sedangkan lima orang lainnya dari daerah Molenbeek Brussels yang dikenal sebagai 'sarang teroris'. (dailymail.co.uk)
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...