ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Pemimpin Ekstremis Sahel
DEN HAAG, SATUHARAPAN.COM-Hakim Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) pada hari Jumat (21/6) mengumumkan surat perintah penangkapan salah satu pemimpin ekstremis Sahel atas dugaan kekejaman di kota Timbuktu di Mali dari tahun 2012 hingga 2013.
Iyad Ag Ghaly, usia tidak disebutkan, dikatakan sebagai pemimpin tak terbantahkan dari Kelompok Dukungan Islam dan Muslim (JNIM) yang terkait dengan Al Qaeda, yang beroperasi di Mali, Burkina Faso dan Niger.
JNIM dituduh melakukan banyak serangan terhadap pasukan nasional dan kekejaman terhadap penduduk sipil.
Ag Ghaly sebelumnya memimpin kelompok ekstremis Ansar Dine yang menyerbu kota yang dikenal sebagai “Mutiara Gurun” itu lebih dari satu dekade lalu.
Juga dikenal sebagai “Abou Fadl,” Ag Ghaly dicari karena kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang diduga dilakukan di Timbuktu, kata ICC.
Dakwaan ini termasuk pembunuhan, pemerkosaan dan perbudakan seksual serta penyerangan terhadap bangunan yang didedikasikan sebagai monumen keagamaan dan bersejarah.
Hakim mengeluarkan surat perintah terhadap Ag Ghaly pada pertengahan tahun 2017, namun dokumen tersebut dirahasiakan selama tujuh tahun terakhir karena “potensi risiko terhadap saksi dan korban.”
ICC “atas permintaan Jaksa, mengumumkan surat perintah penangkapan terhadap Iyad Ag Ghaly atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang diduga dilakukan di Mali utara antara Januari 2012 dan Januari 2013,” kata pengadilan yang bermarkas di Den Haag itu dalam sebuah pernyataan.
“Tuan Ghaly tidak ditahan oleh ICC,” kata pengadilan.
Ansar Dine menduduki Timbuktu pada tahun 2012, merusak 14 makam orang suci Muslim yang terkenal di kota itu. Kelompok ini juga melakukan teror di kalangan penduduk setempat.
Ag Ghaly adalah veteran konflik internal Mali. Seorang etnis Tuareg dari Mali utara, ia pertama kali naik ke panggung selama pemberontakan Tuareg pada tahun 1990an.
Setelah konflik mereda, ia terjun ke dunia bisnis, sebelum secara terbuka kembali menjadi militan pada tahun 2012, dengan kelompok yang baru dibentuk bernama Ansar Dine.
Tahun itu, separatis Tuareg melancarkan pemberontakan di Mali utara, yang dengan cepat dikuasai oleh ekstremis.
Peristiwa tersebut memicu konflik berdarah, yang kini telah menyebar ke pusat negara, dan negara tetangga Burkina Faso dan Niger.
Dibuka pada tahun 2002, ICC adalah satu-satunya pengadilan independen yang menyelidiki dan mengadili kejahatan terburuk di dunia.
Namun, pengadilan tidak memiliki kapasitas untuk menangkap tersangka dan bergantung pada negara-negara anggota untuk melakukan penangkapan. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...