ICW Mengindikasi Praktik Korupsi dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013
BANDARLAMPUNG, SATUHARAPAN.COM –Pelaksanaan Kurikulum 2013 di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diindikasi terdapat praktik korupsi.
Seperti dikutip Antara pada Minggu (14/12), Febri Hendri perwakilan Indonesian Corruption Watch (ICW) pada Selasa (16/12) akan menyampaikan laporan indikasi korupsi itu kepada Irjen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Haryono Umar.
Febri menyebutkan, ICW menemukan dugaan indikasi korupsi seperti dalam penetapan harga buku untuk penerapan Kurikulum 2013 yang ditengarai telah di-mark up dari harga normal antara Rp 10.000 – Rp 15.000 per unit menjadi Rp 50.000 – Rp 60.000 per unit.
"Kami memiliki dokumen yang menunjukkan indikasi korupsi dengan modus mark up harga buku itu," kata dia.
Febri menegaskan indikasi penyimpangan itu terjadi pada unit kerja Kmdikbud.
Febri memperkirakan mark up harga buku itu bisa mencapai lima kali lipat dari seharusnya.
Ia juga mengungkapkan, ICRW telah menemukan indikasi korupsi dalam pelaksanaan pelatihan guru dalam penerapan Kurikulum 2013, seperti pelatihan yang seharusnya berlangsung selama lima hari ternyata hanya berjalan dua hari, namun dengan anggaran digunakan disertai bukti pendukung tetap berlangsung lima hari.
"Pada Selasa ini kami berencana melaporkan dan bertemu dengan Irjen Kemendikbud Haryono Umar untuk menyampaikan indikasi korupsi itu," kata dia.
ICW menurutnya telah mendesak pihak berwenang segera mengaudit semua paket pengadaan buku Kurikulum 2013, baik yang dianggarkan pada 2013 maupun 2014.
"Audit saja semuanya sehingga bisa membuktikan ada tidaknya indikasi korupsi tersebut," kata dia. (Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...