IHSG dan Rupiah Jumat Sore Menguat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (9/5) sore menguat sebesar 49 poin menjadi Rp 11.513 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 11.562 per dolar AS.
Pengamat pasar uang dari Bank Himpunan Saudara Rully Nova di Jakarta, Jumat mengatakan bahwa masih masuknya dana aliran asing ke pasar saham maupun surat utang di pasar domestik masih cukup deras dan menjadi salah satu faktor pendorong nilai tukar rupiah.
"Meski dibayangi faktor politik menjelang pemilu Presiden, fundamental ekonomi domestik masih mencatatkan pertumbuhan, kondisi itu masih menjadi daya tarik investor untuk masuk ke Indonesia sehingga meningkatkan permintaan rupiah," katanya.
Sentimen lain dari dalam negeri, lanjut dia, Rapat Dewan Gubernur BI yang kembali memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan (BI rate) pada level 7,5 persen, dan fasilitas simpanan BI (Fasbi) yang juga bertahan di 5,75 persen dinilai masih dapat menjaga stabilisasi kondisi moneter domestik.
Sementara itu, Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa data indeks harga konsumen dan produsen Tiongkok yang rendah dapat menahan penguatan rupiah.
"Itu bisa mengindikasikan bahwa permintaan barang kepada Tiongkok menurun," katanya.
Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada hari Jumat ini (9/5), tercatat mata uang rupiah bergerak menguat menjadi Rp 11.563 dibandigkan posisi sebelumnya Rp11.624 per dolar AS.
IHSG
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat ditutup naik sebesar 37,25 poin mengikuti pergerakan bursa saham regional.
IHSG BEI ditutup naik sebesar 37,25 poin atau 0,77 persen ke posisi 4.898,14. Sementara itu, indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 5,60 poin (0,68 persen) ke level 827,17.
"IHSG BEI kembali ke area positif seiring dengan bursa saham di regional, selain itu pelaku pasar asing juga kembali melakukan beli bersih di pasar domestik sebesar Rp486,107 miliar pada akhir pekan ini," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, laju IHSG BEI masih dalam tren positif, namun potensi pelemahan juga tetap diwaspadai karena potensi pelemahan masih tetap ada.
"Jika aksi jual asing dan laju bursa global berbalik melemah tentu akan berpengaruh negatif pada IHSG," katanya.
Analis HD Capital Yuganur Wijanarko menambahkan bahwa beberapa katalis domestik cukup positif seperti ekspektasi stabilnya suku bunga ke depan dan pengumuman pasangan Calon Presiden yang masih sesuai harapan pasar.
"Sentimen yang ada dapat mendorong IHSG BEI menembus level 4.920 poin untuk menuju target psikologis 5.000 poin," katanya.
Tercatat transaksi perdagangan saham di pasar reguler BEI sebanyak 177.051 kali dengan volume mencapai 3,39 miliar lembar saham senilai Rp 4,04 triliun. Efek yang mengalami kenaikan sebanyak 190 saham, yang melemah 111 saham, dan yang tidak bergerak 102 saham.
Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng menguat 25,87 poin (0,12 persen) ke level 21.862,99, indeks Nikkei naik 35,81 poin (0,25 persen) ke level 14.199,59 dan Straits Times menguat 4,44 poin (0,14 persen) ke posisi 3.252,13. (Ant)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...