IHSG dan Rupiah Senin Pagi Dibuka Naik
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin (24/3) pagi bergerak menguat 25 poin menjadi Rp 11.414 dibanding posisi sebelumnya Rp 11.439 per dolar AS.
"Secara umum mata uang rupiah masih dalam tren penguatan. Dari sisi teknikal, pergerakan nilai tukar rupiah keluar dari area tekanan," kata analis Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir di Jakarta, Senin.
Dari sisi fundamental, lanjut dia, optimisme investor terhadap proyeksi perekonomian Indonesia menjelang pemilu April mendatang masih positif sehingga bisa memberi dorongan bagi rupiah untuk tetap berada di area penguatan.
Meski demikian, menurut Zulfirman Basir, mata uang rupiah mungkin akan bergerak mendatar menyusul pelaku pasar uang yang masih berhati-hati terhadap kebijakan bank sentral AS (the Fed) yang akan kembali mengurangi stimulus keuangannya dan sinyal kenaikan suku bunga Fed.
"Rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp 11.340-Rp 11.420 per dolar AS untuk Senin ini," kata dia.
Sementara itu, Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada mengatakan bahwa pelaku pasar sedang berhati-hati merespon rendahnya proyeksi pertumbuhan Indonesia oleh Bank Dunia di level 5,3 persen, atau di bawah perkiraan Pemerintah Indonesia.
Di sisi lain, lanjut dia, eforia dari salah satu tokoh calon Presiden juga cenderung sudah mulai mereda di pasar keuangan domestik.
"Sebelumnya, eforia dari sentimen politik domestik cukup kuat di pasar keuangan Indonesia, namun itu cenderung bersifat jangka pendek," katanya.
IHSG
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin, dibuka naik sebesar 11,91 poin mengikuti bursa saham di kawasan Asia.
IHSG BEI dibuka naik 11,91 poin atau 0,25 persen menjadi 4.712,12, sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 3,09 poin (0,39 persen) ke level 792,12.
"Mayoritas bursa saham Asia pagi ini bergerak menguat, situasi itu mendorong indeks BEI melanjutkan penguatan," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Senin.
Meski demikian, ia menambahkan, sentimen ambil untung di dalam negeri masih membayangi pasar saham Indonesia. Diharapkan, sentimen dari pasar obligasi domestik masih dapat memberi dorongan bagi pasar ekuitas sehingga IHSG BEI tetap berada di area positif.
"Pelaku pasar diharapkan tetap waspada, batasi transaksi yang bersifat spekulasi untuk mengurangi potensi rugi," kata dia.
Ia menambahkan bahwa beberapa data ekonomi yang akan menjadi perhatian pada pekan ini diantaranya data obligasi Jepang, indeks Manufaktur Tiongkok, dan data manufaktur negara-negara Euro.
Head of Research Valbury Securities, Alfiansyah menambahkan faktor krisis Ukraina masih menjadi kendala bagi laju pergerakan indeks saham global, termasuk indeks BEI.
Selain itu, lanjut dia, faktor negatif dari ekternal lainnya yakni terkait dengan kekhawatiran melambatnya perekonomian Tiongkok yang kesulitan untuk mencapai target ekspansinya pada tahun ini.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng menguat 213,29 poin (0,99 persen) ke level 21.649,99, indeks Nikkei naik 167,04oin (1,17 persen) ke level 14.388,26 dan Straits Times menguat 27,97 poin (0,91 persen) ke posisi 3.101,36. (Ant)
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...