Data Manufaktur Tiongkok Melemah, Harga Minyak Turun
SINGAPURA, SATUHARAPAN.COM – Harga minyak turun di perdagangan Asia, Senin (24/3), di tengah kekhawatiran permintaan setelah data menunjukkan aktivitas manufaktur Tiongkok mengalami kontraksi pada Maret ke tingkat terlemah dalam delapan bulan.
Kontrak utama New York, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei turun 37 sen menjadi 99,09 dolar per barel pada perdagangan siang dan minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Mei merosot 27 sen ke posisi 106,65 dolar.
HSBC mengatakan pembacaan awal menunjukkan aktivitas pabrikan Tiongkok mengalami kontraksi pada Maret, menambah kekhawatiran tentang ekonomi nomor dua dunia itu.
Indeks manajer pembelian raksasa perbankan Inggris (PMI) pada posisi 48,1 , tingkat rendah delapan bulan dan turun dari 48,5 pada Februari. Sebuah angka akhir akan dirilis minggu depan.
Berapa pun di bawah 50 menunjukkan kontraksi sementara angka di atas 50 merupakan ekspansi.
Indeks tersebut diawasi dengan ketat dari kesehatan ekonomi terkuat dan pendorong utama pertumbuhan global.
“Data tersebut akan membebani harga minyak mentah ... Sentimen pasar akan terkena pukulan signifikan dari ini,” kata Tan Chee Tat, seorang analis investasi di Phillip Futures di Singapura kepada AFP.
Menambah tekanan jual adalah penguatan greenback. Dengan harga minyak dalam standar dolar, penguatan unit mata uang tersebut akan menjadikan lebih mahal bagi para pedagang yang menggunakan mata uang lainnya.
Dolar menguat pekan lalu setelah Ketua Federal Reserve (bank sentral AS), Janet Yellen, menyatakan suku bunga AS dapat dinaikkan pada awal tahun depan. (AFP)
Jaktim Luncurkan Sekolah Online Lansia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur meluncurkan Sekolah Lansia Onl...