IHSG dan Rupiah Senin Sore Menguat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin (12/5) sore menguat sebesar tujuh poin menjadi Rp 11.524 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 11.531 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin mengatakan bahwa sentimen di dalam negeri masih cukup positif, dari sisi politik pelaku pasar uang masih optimistis pemilu Presiden mendatang berjalan kondusif sehingga psikologis investor tidak terganggu terhadap aset berisiko, salah satunya mata uang rupiah.
"Euforia masih terjaga seiring investor menantikan calon presiden dan wakil presiden pasca publikasi hasil resmi pemilu legislatif," kata Ariston Tjendra.
Kendati demikian, lanjut dia, apresiasi mata uang rupiah pada awal pekan ini cenderung tertahan seiring dengan investor di pasar uang yang masih cemas terhadap konflik di Ukraina.
"Konflik di Ukraina masih menjadi perhatian pasar keuangan global, situasi yang kurang kondusif akan mendorong investor mencari aset yang aman untuk menjaga nilai investasi, dengan demikian aset berbasis dolar AS akan cenderung diuru investor," katanya.
Di sisi lain, Ariston mengatakan bahwa Tiongkok mensinyalkan untuk tidak akan melakukan stimulus dalam skala besar karena untuk menopang perekonomian.
"Kondisi itu akan dapat mempengaruhi proses perbaikan defisit neraca perdagangan Indonesia," katanya.
Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada hari Senin ini (12/5), tercatat mata uang rupiah bergerak menguat menjadi Rp 11.536 dibandigkan posisi sebelumnya Rp 11.563 per dolar AS.
IHSG
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin ditutup naik sebesar 14,86 poin didorong aliran dana asing ke pasar saham domestik.
IHSG BEI ditutup naik sebesar 14,86 poin atau 0,30 persen ke posisi 4.912,99. Sementara itu, indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 4,27 poin (0,52 persen) ke level 831,44.
"Arus dana asing yang masih masuk ke pasar saham menunjang penguatan indeks BEI pada awal pekan ini, sehingga pergerakannya tetap dalam jalur tren positif," ujar Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya di Jakarta, Senin.
Dalam data perdagangan BEI pada Senin, (12/5) ini tercatat pelaku pasar asing membukukan beli bersih (foreign net buy) sebesar Rp 351,944 miliar.
Menurut William Surya wijaya, secara teknikal indeks BEI juga cenderung terlihat untuk keluar dari area konsolidasi sehingga berpotensi menuju level batas atas di 4.971 poin.
"Diperkirakan indeks BEI bergerak di kisaran 4.903--4.971 poin pada Selasa (13/5)," kata dia.
Sementara itu,analis HD Capital Yuganur Wijanarko menyarankan pelaku pasar saham untuk fokus ke saham-saham yang memiliki kapitalisasi besar.
"Saham sektor perbankan, konstruksi, infrastruktur, serta BUMN semen akan menjadi motor bagi IHSG ke depannya," kata Yuganur.
Ia merekomendasikan beberapa saham yang dapat diperhatikan yakni Bank Negara Indonsia (BBNI), Semen Indonesia (SMGR), Wijaya Karya (WIKA), Waskita Karya (WSKT).
Tercatat transaksi perdagangan saham di pasar reguler BEI sebanyak 192.886 kali dengan volume mencapai 3,61 miliar lembar saham senilai Rp4,89 triliun. Efek yang mengalami kenaikan sebanyak 174 saham, yang melemah 128 saham, dan yang tidak bergerak 97 saham.
Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng menguat 398,62 poin (1,82 persen) ke level 22.261,61, indeks Nikkei turun 50,07 poin (0,35 persen) ke level 14.149,52 dan Straits Times melemah 25,16 poin (0,77 persen) ke posisi 3.226,97. (Ant)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...