IHSG dan Rupiah Terus Melemah
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (4/2) sore bergerak melemah sebesar 16 poin menjadi Rp 12.199 dibanding sebelumnya Rp 12.183 per dolar AS. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa ditutup melemah ke posisi 4.352 poin setelah kegiatan manufaktur AS dan China melambat.
"Manufaktur China yang melemah memberikan sentimen negatif bagi laju pergerakan sejumlah mata uang negara berkembang, termasuk rupiah," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Selasa.
Reza Priyambada menambahkan, masih adanya imbas pengurangan stimulus keuangan (tapering off) bank sentral AS (the Fed) juga turut menjadi pendorong koreksi rupiah.
Kendati demikian, lanjut Reza, pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar AS cenderung terbatas diimbangi oleh data Neraca Perdagangan Indonesia yang mengalami surplus senilai 1,52 miliar dolar AS pada periode Desember 2013.
Selain itu, Reza mengatakan, inflasi Januari 2014 yang sebesar 1,07 persen juga masih dianggap wajar oleh kalangan pelaku pasar keuangan domestik karena secara historis pada awal tahun cenderung terjadi kenaikan.
Sementara itu, Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menambahkan penguatan dolar AS sedikit tertahan di tengah the Fed yang sedang mempertimbangkan pengurangan program pembelian obligasi bulanan menyusul kegiatan manufaktur yang melambat.
"Indeks manufaktur AS turun di bawah perkiraan ekonom di bulan Januari. Namun pandangan umum, ekonomi AS masih bergerak pada laju pertumbuhan yang masih baik di tahun 2014," kata Ariston Tjendra.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Selasa (4/2), tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp 12.248 dibanding sebelumnya (3/2) di posisi Rp 12.251 per dolar AS.
IHSG Selasa Ditutup Melemah ke Posisi 4.352
IHSG BEI ditutup turun sebesar 34,00 poin atau 0,78 persen ke posisi 4.352,26. Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 7,53 poin (1,03 persen) ke level 726,63.
Analis PT Anugerah Sekurindo Indah, Bertoni Rio di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa melambatnya aktivitas manufaktur AS dan China yang di bawah ekspektasi mendorong bursa global, termasuk IHSG BEI kembali terkoreksi.
"Dua hari dalam pekan ini, IHSG mengalami tekanan yang dipicu dari eksternal bursa dan aksi ambil untung investor asing," ujar Bertoni Rio.
Kendati demikian, lanjut dia, secara teknikal sinyal peluang indeks BEI untuk berbalik arah menuju area positif cukup terbuka, diproyeksikan IHSG akan bergerak di kisaran 4.267-4.472 poin pada Rabu (5/2).
Sementara itu, analis HD Capital, Yuganur Wijanarko mengatakan, pelemahan indeks BEI cenderung mulai tertahan sehingga dapat membuka peluang untuk kembali bergerak menguat.
"Tertahannya koreksi IHSG lebih dalam dapat dikatakan pergerakan selanjutnya akan mengisi `resistance`," kata Yuganur.
Ia mengemukakan bahwa beberapa saham yang dapat diperhatikan untuk perdagangan Rabu(5/2), di antaranya Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Kalbe Farma (KLBF), Media Nusantara Citra (MNCN), Malindo Feedmill (MAIN).
Transaksi perdagangan saham di BEI tercatat sebanyak 197.620 kali dengan volume mencapai 2,456 miliar lembar saham senilai Rp 3,545 triliun. Efek yang mengalami penguatan sebanyak sembilan saham, 202 saham turun, dan 91 saham tidak bergerak nilainya atau stagnan.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng melemah 637,65 poin (2,89 persen) ke level 21.397,77, indeks Nikkei turun 610,66 poin (4,18 persen) ke level 14.008,47 dan Straits Times melemah 24,15 poin (0,81 persen) ke posisi 2.966,80. (Ant)
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...