IHSG Dibuka Naik, Rupiah Stagnan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, dibuka naik sebesar 25,77 poin seiring dengan pelaku pasar mengambil kembali posisi beli.
IHSG BEI dibuka naik 25,77 poin atau 0,59 persen menjadi 4.361,22, sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 6,58 poin (0,91 persen) ke level 728,66.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta, Senin, memperkirakan positifnya bursa saham Asia menjadi salah satu pendorong bagi pelaku pasar saham di dalam negeri melakukan akumulasi beli sehingga indeks BEI ikut menguat.
“Mayoritas bursa saham Asia pagi ini berada di area positif pasca-pernyataan Wakil Gubernur the Fed Janet Yellen yang akan tetap melanjutkan stimulus keuangannya menyusul kondisi ekonomi AS yang masih rapuh,” kata dia.
Sementara itu, analis Samuel Sekuritas Benedictus Agung memprediksi nilai tukar rupiah yang masih cenderung tertekan akan kembali menjadi sentimen negatif bagi pasar dan membatasi potensi penguatan bagi IHSG BEI.
“Dengan kondisi itu, sektor perbankan, konsumer, properti, semen, dan konstruksi diperkirakan masih akan mengalami tekanan koreksi,” kata dia.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng menguat 441,43 poin (1,92 persen) ke level 23.473,58, indeks Nikkei-225 naik 41,05 poin (0,27 persen) ke level 15.208,93, dan Straits Times menguat 11,87 poin (0,37 persen) ke posisi 3.212,05.
Rupiah Stagnan di Posisi Rp11.623
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Senin pagi belum bergerak nilainya atau stagnan di posisi Rp11.623 per dolar AS.
“Laju rupiah cenderung stabil menyusul bervariasinya sentimen di pasar uang,” kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta, Senin.
Ia mengemukakan sentimen positif datang dari testimoni pernyataan Wakil Gubernur the Fed Janet Yellen yang tetap mempertahankan program stimulus The Fed. Namun, masih tingginya defisit neraca pembayaran menahan rupiah untuk melanjutkan penguatan.
Ia mengharapkan bahwa tren dolar AS yang cenderung melemah terhadap mayoritas mata uang dunia menyusul masih dilanjutkannya stimulus the Fed dapat mendorong rupiah menguat ke depannya.
Sementara itu, Analis Pasar Uang Bank Mandiri, Rully Arya Wisnubroto mengatakan bahwa peluang rupiah kembali menguat masih terbuka menyusul Bank Indonesia diperkirakan melakukan intervensi di pasar uang agar mata uang domestik tetap stabil.
Selain itu, lanjut dia, peluang penguatan rupiah juga masih ada menyusul pertumbuhan ekonomi AS yang belum cukup kuat sehingga pemotongan stimulus keuangan the Fed akan dilaksanakan lebih lambat dari perkiraan.
“Berlanjutnya stimulus keuangan the Fed masih dapat menjadi sentimen positif bagi rupiah,” katanya. (Antara)
K-Popers Tolak Kenaikan PPN 12 Persen
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Ratusan penggemar K-Pop atau yang akrab disebut K-Popers ikut turun dalam...