Ilustrator Asal Malang Menang Kontes Gambar Poster Film Spiderman: Far From Home
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Seorang ilustrator kelahiran Malang, berhasil menoreh prestasi di dunia internasional. Ia menjadi satu di antara tiga seniman yang terpilih menang dalam kontes menggambar poster 'fan art,' untuk promosi dalam rangka menyambut tayangnya film produksi Marvel, Spiderman: Far From Home, yang telah dinanti fans di seluruh dunia.
Ia adalah Adhitya Zulkarnaen. Berbekal kecintaannya terhadap dunia seni, komik, dan superhero, ia mengikuti kompetisi internasional bergengsi yang diadakan Talenthouse, sebuah beranda yang menghubungkan antara para seniman dan berbagai perusahaan di seluruh dunia, yang bekerja sama dengan Marvel dan Sony Pictures.
“Saya awal tahu berita tentang kompetisi ini dari channel media-nya Sony. Sony sama official page-nya Spider-Man, dari situ saya tertarik ikutan,” kata Adhitya Zulkarnaen, saat dihubungi oleh VOA Indonesia, seperti dilansir Voaindonesia.com pada Kamis (27/6).
Dalam posternya, Adhit, begitu ia biasa disapa, menggambar karakter Spider-Man yang berpose di depan karakter antagonis Mysterio, dengan latar belakang gedung-gedung ikonik di Eropa, mengingat film Spider-Man kali ini menceritakan petualangan Peter Parker yang tengah mengikuti kunjungan ke Eropa bersama sekolahnya. Ada sedikit cerita yang melatarbelakangi ilutrasi Adhit di poster ini.
“Di situ ada Mysterio sama Spider-Man. Dan di film, Mysterio team-up di trailer-nya. Jadi mereka kayak bekerja sama. Sedangkan di komik sendiri, Mysterio adalah musuh dari Spider-Man. Saya berpikir kalau di trailer film ini, sepertinya Mysterio mengilusikan, kalau dia sebenarnya bekerja sama sama Spider-Man, padahal sebenarnya musuh, pikiran saya seperti itu,” kata seniman kelahiran 1987 ini.
Untuk menambah keunikan, tidak lupa Adhit memasukkan unsur Indonesia berupa ukiran-ukiran tradisional ke dalam poster hasil karyanya ini.
“Sebenarnya, kalau ukiran-ukiran itu, awalnya saya cuma (ingin memasukkan) unsur-unsur Eropa saja dari ukuran-ukiran art deco. Cuma, ketika itu saya mikir kenapa nggak (memasukkan unsur) Indonesia juga. Kebetulan saya ada beberapa referensi ukiran-ukiran dari Bali, dari Jawa,” kata Adhit, yang kini berdomisili di Gresik.
Hasil karyanya itu dikerjakan selama lima hari, dimulai dari sketsa awal yang ia gambar di kertas, lalu selebihnya ia kerjakan di komputer. Kemenangannya ini membuahkan hadiah uang tunai sebesar 2.000 USD atau sekitar Rp28,3 juta.
Tidak hanya itu, hasil karyanya ini juga akan dipromosikan di berbagai media yang berhubungan dengan pihak Sony dan Marvel, berikut promosi di media sosial.
Walaupun poster ini tidak akan dijadikan poster resmi film Spider-Man: Far From Home, kemungkinan hasil karya Adhit ini akan dipamerkan di acara karpet merah, saat pemutaran perdana filmnya, juga akan dijadikan barang promosi, salah satunya ketika DVD blu-ray filmnya dirilis.
“Otomatis kalau misalnya jadi pemenang dalam kontes itu, kita dapat lisensinya Marvel. Jadi otomatis udah di bawah lisensi Marvel kalau udah jadi pasti terpilih. Jadi salah satu hadiahnya juga dari mereka,” kata lulusan S1 jurusan desain grafis dari Universitas Negeri Malang di Malang, Jawa Timur ini.
Adhit mengetahui menjadi salah satu yang terpilih menang langsung dari akun resmi film Spider-Man: Far From Home di Instagram dan juga akun resmi Sony Pictures Indonesia di Twitter.
“Iya senang sih,” kata Adhit sambil tertawa.
“Senang karena sebenarnya saya nggak kepikiran bakal menang, karena kan seluruh dunia, yang ikut ribuan, banyak banget. Nggak ada kepikiran buat menang dan ternyata saya kepilih,” kata ilustrator yang dulu pernah berprofesi sebagai web designer ini.
Apresiasi pun berdatangan dari para warganet di seluruh dunia. Beberapa warganet pun mengatakan poster-poster yang berhasil menang ini lebih bagus dibandingkan dengan poster resmi filmnya.
Warganet di Panama, @NicolasCano_ bahkan menganjurkan pihak produksi untuk mempekerjakan para seniman ini untuk menghasilkan poster filmnya.
Yang membuatnya bertambah senang adalah ketika mengetahui hasil karyanya ini diunggah kembali oleh aktor pemeran karakter Mysterio, Jake Gylenhaal, ke Instagram Story-nya.
“Senang banget!” katanya.
Ini bukan pertama kalinya Adhit berhasil memenangkan kontes menggambar poster film. Tahun 2018, Adhit juga mengikuti kontes yang diadakan Talenthouse untuk membuat poster yang terinspirasi oleh film Venom, karakter penjahat keluaran Marvel favoritnya.
Dari sekitar 3.600 karya yang berkompetisi, karya Adhit menjadi satu di antara 24 yang menang, setelah dipilih langsung oleh tim khusus, termasuk aktor Tom Hardy yang memerankan karakter Venom. Dilansir dari situs Talenthouse, pada waktu itu, ada dua seniman asal Indonesia lain yang juga berhasil terpilih, Sony Wicaksana dari Surakarta dan Dyana Wang dari Jakarta.
“Alhamdulillah menang,” katanya sambil mengucap syukur.
Hasil karya Adhit untuk film Venom itu pun kemudian menjadi salah satu barang promosi saat DVD Blu-ray-nya dirilis.
Berkarya di Dunia Internasional dari Gresik
Saat pertama kali terjun ke dunia kreatif dan ilustrasi, tak pernah terpikir oleh Adhit untuk bisa memenangkan kontes internasional atau juga mendapatkan klien-klien bergengsi yang berada di luar negeri. Perbedaan jarak dan waktu dengan Gresik tidak pernah menghalangi Adhit dalam menghasilkan karya yang mendapatkan apresiasi di kancah internasional.
“Sebelumnya saya nggak terpikir sampai sejauh ini. Jadi awalnya saya bekerja seperti ini kan klien saya mencakup lokal saja. Terus, lama kelamaan saya dapat lebih banyak klien internasional,” kata Adhit.
Puncaknya adalah ketika ia mendapat pekerjaan dari tim NBA (National Basket Association), Sacramento Kings yang berpusat di Sacramento, California. Pada waktu itu Adhit mendapat proyek untuk membuat ilustrasi untuk ucapan tahun baru, serta ajang play-off mereka.
“Waktu itu ada pemain Sacramento Kingsnya ya, ada beberapa pemainnya yang istilahnya MVP-nya (Most Valuable Player) mereka, itu saya mencampurkan antara ketika mereka bermain bola basket dengan nuansa sci-fi, cyberpunk, yang future-future gitu. Jadi mereka pakai kostum yang robotic, kayak mereka ada di dalam dunia game,” kata seniman yang biasa mencari inspirasi dengan menonton film dan main video game ini.
Dari situ, klien-klien internasional pun mulai berdatangan. Ia pernah mengerjakan proyek untuk Adidas, saat mereka mengeluarkan produk kolaborasi bertema Dragon Ball Z, juga proyek poster kelompok Metallica dan Thirty Seconds to Mars saat mereka konser di stadion Golden 1 Center di California.
Mengingat kliennya banyak yang bermukim di luar negeri, Adhit harus menyesuaikan jam kerjanya dengan para kliennya.
“Kadang kan mereka cuman ngasih waktu deadline. Jadi saya bisa ngerjain kapan saja dan yang penting sebelum waktu deadline itu harus sudah selesai. Cuman rata-rata sih memang saya menyesuaikan waktunya dengan yang di luar negeri. Jadi waktu malam-malam gini saya mulai kerja,” katanya.
Sebagai seorang seniman, Adhit merasa industri kreatif di Indonesia masih kurang dukungan dari masyarakatnya. Inilah yang menyebabkan teman-temannya yang sesama seniman lalu lebih banyak mencari klien di luar negeri.
“Sekarang, kita lagi (ingin) menggairahkan industri kreatifnya ini di Indonesia untuk sekarang-sekarang ini. Kalau (ingin) terjun di dunia kreatif ini sih harus fokus dulu. Kalau lokal, Indonesia sendiri masih kurang begitu tinggi (dukungannya) untuk industri kreatif,” katanya.
Harapan Adhit adalah agar masyarakat Indonesia lebih menghargai lagi para senimannya, sehingga industri kreatifnya bisa hidup.
Ke depan, Adhit tengah mengembangkan proyek pribadi bernama “Karya Karsa”, yang adalah sebuah platform berlangganan bagi orang yang tertarik untuk mendapatkan berbagai tutorial desain. Selain itu ia juga tengah mengerjakan proyek untuk perusahaan pakaian di luar negeri.
Bagi yang tertarik untuk terjun ke dunia kreatif, khususnya sebagai ilustrator seperti dia, Adhit menganjurkan untuk lebih sering membagi dan mengunggah hasil karya di Internet.
“Semakin sering produktif kita share Porto folio kita, entah itu di media sosial atau di situs Porto folio di Internet, itu akan menjaring banyak audience. Akan banyak banget audience dari luar yang (melihat) karya kita, dan pasti ada beberapa yang bakalan tertarik,” katanya.
Menurut Adhit, biasanya perusahaan-perusahaan besar sering menjelajah di Internet, untuk mencari seniman yang bisa diajak bekerja sama. Adhit menambahkan dari situlah pekerjaan akan berdatangan. Kuncinya menurut Adhit harus fokus, konsisten dan tidak gampang menyerah.
“Ketika passion kita udah ada di sini, jangan setengah-setengah. Harus fokus. Hasilnya nantinya akan kelihatan kok, kalau misalnya kita bisa bersabar dan fokus menjalaninya. Yang penting jangan menyerah,” katanya.
Rusia Mengemasi Peralatan Militer di Pangkalan di Suriah
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Rusia tampaknya mengemasi peralatan militer di pangkalan udara militer di ...