“Mulanira” Awali Festival Kebudayaan Yogyakarta 2019
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Bertempat di Pendopo Dinas Kebudayaan Pemda DI Yogyakarta, Rabu (26/6) siang, digelar jumpa pers Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2019. Jumpa pers menghadirkan Kepala Dinas Kebudayaan DIY Aris Eko Nugroho, Kepala Desa Panggungharjo, Sewon-Bantul Wahyudi Anggoro Hadi, Ketua umum FKY 2019 Paksi Raras Alit.
Aris Eko Nugroho menjelaskan bahwa Pemda DI Yogyakarta ke depan akan lebih mengembangkan dan mengharapkan kebudayaan menjadi bagian yang lebih luas, karena tidak hanya bicara tentang kesenian tapi juga dengan yang lain.
Sebagaimana diketahui mulai tahun ini Festival Kesenian Yogyakarta resmi diubah menjadi Festival Kebudayaan Yogyakarta dengan harapan mencakup hal yang lebih luas.
Mengawali perhelatan Festival Kebudayaan Yogyakarta untuk pertama kalinya, panitia FKY 2019 mengangkat tema "Mulanira: ruang|ragam|interaksi". Tema tersebut dimaknai kembali ke asal mula: Apa yang sebelumnya ditetapkan, mengalami pergeseran yang menuntut kemampuan jawaban tiap generasi.
“Mulanira, berupaya menjadi peristiwa budaya guna menunjukkan semangat dan karakter keterbukaan, keramahan dan tepa selira. Seluruh hal tersebut nanti sekaligus dikemas dalam rangkaian beragam kegiatan seperti pawai, pagelaran, pameran, dan pasar seni.” kata Paksi Raras Alit.
Festival Kebudayaan Yogyakarta 2019 akan dibuka pada Kamis (4/7) siang. Pawai pembukaan akan dimulai dari dua titik pemberangkatan yaitu titik pertama kontingen akan dilepas dari Kepatihan, sementara dari titik kedua kontingen dilepas dari Alun-alun Pakualaman. Kontingen dari kedua titik pemberangkatan yang berjumlah sekitar 33 kontingen tersebut akan bertemu di kawasan Titik Nol kilometer Yogyakarta, tepatnya di depan bekas Gedung Sonobudoyo (eks-KONI) yang digunakan sebagai panggung utama pembukaan.
Selama acara pawai dan pembukaan Festival Kebudayaan Yogyakarta, Kamis (4/7) akan ada penutupan serta pengalihan arus lalu lintas di sepanjang jalan yang dilalui kontingen. Hal ini agar menjadi perhatian bagi masyarakat yang hendak melintasi ruas jalan tersebut pada waktu tersebut.
Agenda Kegiatan Festival Kebudayaan Yogyakarta 2019.
Berikut agenda kegiatan Festival Kebudayaan Yogyakarta 2019 yang berlangsung 4-21 Juli di beberapa tempat.
1. Program Wirama - Wiraga – Wirasa, sesuai namanya program ini adalah rangkaian tiga jenis kegiatan, yaitu: Wirama, berupa pameran seni rupa yang rencananya akan dilaksanakan di Gedung Sonobudoyo (eks-KONI). Pada pameran ini akan ditampilkan karya-karya lama dari para seniman. Proses berkarya para seniman tersebut sehingga menghasilkan karya-karya yang ditampilkan ini, akan diungkapkan selama pameran ini. Wiraga, adalah pameran instalasi publik berlokasi di Alun-alun Kidul. Pada hari pertama pameran instalasi publik ini, akan digelar wayang kulit semalam suntuk. Wirasa berbentuk lokakarya yang dilakukan tiga seniman musik untuk membuat komposisi musik bersama siswa didik di Taman Siswa. Program akan berlangsung 8-16 Juli 2019.
2. Teater , bertempat di Pendopo Art Space pada Rabu (17/7). Program ini akan menjadi wadah kolaborasi antara sutradara senior, sutradara muda, dan aktor-aktor muda dari Teater Gadjah Mada.
3. Panggung Kontemporer, program ini adalah berupa panggung kontemporer yang bertujuan merayakan praktik kesenian lintas disiplin yang kerap dilakukan para seniman Yogyakarta, dengan tema besar: elektronika - gamelan -visual. Berlangsung pada Jumat (19/7)
4. Pesta Rakyat Kampung Terban, mempertemukan potensi seni budaya kampung Terban dengan pemikiran tokoh-tokoh budaya yang ada di Terban. Kegiatan program ini berupa bazaar produk UMKM, pementasan ketoprak tuna netra, macapatan, dan musik, berlangsung pada Sabtu (13/7).
5. Panggih, program yang akan dilaksanakan di Museum Pangeran Diponegoro ini dirancang untuk membangun ruang dialog antara dua elemen budaya dalam tradisi masyarakat Jawa. Elemen tersebut adalah sandang dan pangan berlangsung pada Senin (15/7).
Selain program-program tersebut, Festival Kebudayaan Yogyakarta 2019 masih menawarkan beragam kegiatan dan aktivitas lain untuk seluruh masyarakat diantaranya Pasar Seni, melibatkan 50 stan, yang digelar tiap hari selama pelaksanaan festival di Kampoeng Mataraman. Pasar Tiban, terdiri dari 20 stan produk kreatif dan 10 stan produk kuliner, yang dibuka setiap akhir pekan, mulai Jumat hingga Minggu, di sekitar Telaga Julantoro.
Editor : Sotyati
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...