Imam Al-Azhar Tolak Penyebaran Ekstremisme Dikaitkan Islam
KAIRO, SATUHARAPAN.COM- Imam Besar Al-Azhar menolak Islam dikaitkan dengan penyebaran pemikiran ekstremis. Dia mengatakan hal itu ketika menerima delegaso dari China, hari Senin (11/11) di Kairo, Mesir.
Dia mengatakan bahwa dunia Islam sendiri tidak dapat disalahkan atas penyebaran pemikiran ekstremis, karena ada agenda dan kebijakan internasional yang menggunakan ide-ide ekstremis untuk memicu konflik di wilayah tersebut untuk memaksakan hegemoni.
Pemimpin Al Azhar Mesir, Syekh Ahmed El-Tayyeb, pada hari Senin (11/11) menerima Wang Yang, Ketua Komite Nasional Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China, dan delegasi yang menyertainya selama kunjungan mereka ke Kairo.
Muslim adalah korban terorisme nomor satu yang oleh beberapa orang diasosiasikan dengan Islam, tambah El-Tayyeb, seperti diberitakan Al Ahram.
Dia mencatat bahwa negara-negara bertanggung jawab untuk menjaga perdamaian dan keamanan sosial dan pada saat yang sama memikul tanggung jawab untuk memungkinkan kebebasan untuk mempraktikkan ritual keagamaan secara bersamaan.
Imam agung itu menekankan bahwa pendidikan yang salah dan salah tafsir atas beberapa teks agama adalah sumber pemikiran ekstremis di beberapa negara.
Satu-satunya cara untuk menghadapi ekstremisme adalah dengan menyebarkan kurikulum Al-Azhar yang moderat melalui pengiriman siswa untuk belajar di Al-Azhar atau melatih para imam dalam program yang didedikasikan oleh Al-Azhar kepada para imam yang masuk untuk melatih mereka tentang pluralisme dan koeksistensi, tambahnya.
Ketua Komite Nasional Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok menyambut pernyataan imam agung yang menyelaraskan agama, kewarganegaraan, dan kemanusiaan.
"Saya akan berusaha mengklarifikasi citra Islam yang saya tahu dari Imam Besar," kata Wang Yang, menunjukkan bahwa ia akan tertarik untuk mengirim imam-imam China ke Al-Azhar untuk menghadapi ekstremisme.
Yang mengundangnya untuk mengunjungi pusat-pusat Islam China dan bertemu dengan para pemimpin agama China.
Editor : Sabar Subekti
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...