Pastor Gereja Armenia Dibunuh ISIS di Suriah Utara
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Lusinan pelayat memenuhi di sebuah gereja di Suriah timur laur, hari Selasa (12/11) untuk pemakaman seorang imam Gereja Katolik Armenia dan ayahnya yang dibunuh oleh kelompok Negara Islam (ISIS) di wilayah itu.
Pria, wanita berpakaian hitam dan anak-anak berkumpul untuk merayakan kehidupan Pastor Joseph Hanna Ibrahim dan ayahnya di kota Qamishli yang mayoritas penduduknya dari bangsa Kurdi.
Para tokoh gereja memimpin doa dalam bahasa Armenia dan Aram sebelum anggota jemaat berbaris untuk mengucapkan selamat tinggal pada peti mati yang dihiasi dengan bunga dan lilin menyala.
Ibrahim dan ayahnya dibunuh pada hari Senin di jalan menuju provinsi wilayah timur, Deir Ezzor, di mana mereka akan mengunjungi sebuah gereja yang sedang diperbaiki, kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.
Pembunuhan mereka terjadi pada hari yang sama dengan pemboman tiga kali di pasar dan dekat sebuah sekolah di Qamishli yang menewaskan enam warga sipil, kata monitor perang yang berbasis di Inggris.
Sebuah asosiasi yang berbasis di Perancis, L'Oeuvre d'Orient, mengatakan Ibrahim telah bekerja pada "proyek-proyek rekonstruksi" serta untuk mendukung orang-orang terlantar di Suriah timur, menurut AFP.
Sekitar satu juta orang Kristen tinggal di Suriah, termasuk di Qamishli di mana pasukan Kurdi dan lainnya bersama-sama menjaga keamanan mereka.
Pejuang Kurdi memimpin pertempuran yang didukung AS melawan Negara Islam (tahu ISIS) di Suriah, mengusir para ekstremis Sunni dari wilayah terakhir dari "kekhalifahan" yang mereka nyatakan sendiri pada bulan Maret. Namun para jihadis terus mengklaim serangan mematikan di timur laut dan Suriah timur.
Perang Suriah telah menewaskan lebih dari 370.000 orang dan menggusur jutaan orang dari rumah mereka sejak mulai 2011 dengan penindasan brutal terhadap protes anti-pemerintah.
Dalam fase terakhir konflik itu, operasi lintas batas yang dipimpin Turki di timur laut Suriah melawan pejuang Kurdi mengusir ratusan ribu warga dari rumah mereka bulan lalu.
Namun kesepakatan gencatan senjata Turki-Rusia yang rapuh telah sedikit banyak menghentikan serangan itu dan melihat pasukan Kurdi menarik diri dari daerah-daerah di sepanjang perbatasan Turki, kecuali Qamishli.
Editor : Sabar Subekti
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...