Iman Jurnalis Kokoh pada Kristus, Walau Kehilangan Orang Tercinta
ASHEVILLE, SATUHARAPAN.COM – Jay Slitzer, penyiar berita di WLOS TV – stasiun televisi yang berafiliasi ABC di Asheville, Carolina Utara, Amerika Serikat – menceritakan dia tetap memegang teguh imannya kepada Yesus Kristus walau kehilangan anak angkat dan istrinya.
Seperti diberitakan Christian Today, hari Jumat (9/9), Slitzer, Kelly dan anak angkatnya, Malachi menderita jenis kanker yang berbeda. “Jika saya ditanya apakah saya ingin menjauhi kanker, itu adalah hal yang menyeramkan. Saya menjawabnya dengan ‘kenapa saya?’, tetapi jawabannya adalah ‘kenapa tidak?’, saya adalah orang beriman, dan saya percaya hal baik akan datang setelah musibah ini,” kata dia.
Slitzer menceritakan kembali bahwa pada Januari 1999 dokter mendiagnosis dia menderita kanker testis. Dia menjalani operasi dan radiasi, tetapi tidak berhasil.
Dia menjalani operasi dan perawatan kemoterapi. Dokternya memperingatkan kemoterapi tersebut kemungkinan dapat membuatnya tidak subur seumur hidupnya.
Slitzer tidak menghiraukan nasihat dokter, karena Slitzer akhirnya berani menikah dengan asisten dokter gigi, Kelly McKeown, tahun 2000. Mereka mengadopsi anak angkat asal Etiopia, Malachi pada 2005.
Saat Malachi berusia tiga tahun, Kelly didiagnosis dokter mengalami gejala leukemia, setelah berjuang melawan penyakit tersebut dalam waktu lama, Kelly meninggal dunia pada tahun 2014.
Dalam wawancara dengan People Magazine, beberapa bulan lalu, Slitzer mengatakan tidak pernah membayangkan menjadi orangtua tunggal, apalagi orangtua dari anak angkat yang berasal dari budaya dan ras yang berbeda. “Tapi itulah saya,” kata Slitzer.
Belum reda kesedihan Slitzer karena kehilangan istrinya, bencana kembali merenggut Malachi yang mengalami kanker berbeda. Slitzer menuturkan pada November 2015 Malachi mengeluhkan sakit di kepala ke Slitzer, kemudian dari hasil pemeriksaan dokter menunjukkan Malachi menderita kanker otak.
Slitzer saat mendampingi Malachi di masa penyembuhan dan terapi selalu berdoa yang terbaik bagi kesehatan anaknya. “Saya selalu mempersiapkan diri untuk hasil yang terbaik, namun juga hasil yang terburuk,” kata Slitzer.
Dia ingat kata-kata terakhir yang dia utarakan kepada anaknya saat Malachi terbaring sekarat. “Kamu memiliki awal yang mengerikan untuk hidup di Etiopia, dan kamu bahagia diadopsi. Ibumu meninggal karena leukemia,” kata Slitzer.
Malachi meninggal dunia pada Selasa (6/9). Kebaktian pemakaman dilaksanakan di Conception Immaculate Church di Hendersonville, Carolina Utara. (christiantoday.com/people.com)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...