InaCC Jadi Lembaga Depositori Internasional Penyimpanan Mikroorganisme
CIBINONG, SATUHARAPAN.COM – Mikroorganisme mempunyai peran penting dalam kegiatan penelitian dan pengembangan serta industri, terutama di bidang pangan dan obat-obatan. Jika tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan kepunahan dan bisa dimanfaatkan secara ilegal oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Indonesia saat ini telah memiliki sarana depositori untuk penyimpanan mikroorganisme, yaitu Indonesia Culture Collection (InaCC),” kata Kepala Bidang Mirobiologi, Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Atit Kanti, saat menerima kunjungan staf ahli bidang hukum World Intellectual Property Organization (WIPO), Ewald Glantschnig, di Cibinong, Jawa Barat pada Kamis (14/3).
Ewald Glantschnig juga merupakan Kepala Patent Law Division, Budapest Treaty Section. “Kami mengharapkan InaCC dapat diakui sebagai International Depository Authority (IDA) di bawah Traktat Budapest pada International Recognition of the Deposit of Microorganisms for the Purposes of Patent Procedure,” katanya.
Kunjungan tersebut juga terkait dengan regulasi permohonan paten dalam Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 1991 tentang Tata Cara Permintaan Paten. Sampel dari mikroorganisme harus telah disampaikan untuk disimpan pada lembaga penyimpanan mikroorganisme seperti InaCC sebelum permintaan paten diajukan atau sebelum tanggal penerimaan permintaan paten diberikan.
Atit menjelaskan, InaCC adalah satu-satunya lembaga depositori koleksi mikroba di Indonesia, yang sudah memenuhi Microbial Culture Collection yang berstandar internasional.
“InaCC memiliki fasilitas tempat isolasi, karakterisasi, penyimpanan, dan dokumentasi koleksi mikroorganisme dengan cara penanganan yang benar.”
Saat ini di InaCC telah tersimpan koleksi mikroorganisme dari berbagai pihak, antara lain dari lembaga penelitian dan pengembangan pemerintah, perusahaan swasta, perguruan tinggi dan juga dari luar negeri.
“Saat ini ada 4002 koleksi mikroba milik Pusat Penelitian Biologi LIPI, 343 koleksi dari lembaga pemerintah, 122 koleksi milik perguruan tinggi, 192 koleksi milik pihak luar negeri, serta 12 koleksi dari kalangan swasta,” kata Atit.
Untuk katalog koleksi di InaCC sendiri terdiri atas fungi, mikroalga, ragi (yeast), actinomycetes, archaea, bakteri, dan bacteriophage. “Kami mengharapkan akan semakin banyak koleksi mikroba yang disimpan di InaCC,” kata Atit. (lipi.go.id)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...