INDEF: Dolar di Bulan Juni Berpotensi Dekati Rp 14.000
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pengamat ekonomi dari Institue for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati, mengatakan, rupiah memiliki potensi melemah ke arah 14.000 rupiah per dolar Amerika Serikat (AS).
Hal ini disebabkan tekanan di pertengahan juni yang cukup besar untuk membayar bunga cicilan jatuh tempo utang negara yang cukup besar. Selain itu akan ada tekanan permintaan impor yang meningkat menjelang Ramadan
Dalam dua hari terakhir, rupiah menunjukan sedikit penguatan. Senin (15/6) pagi kemarin, nilai tukar rupiah dikabarkan bergerak menguat sebesar 21 poin menjadi Rp13.314 per dolar AS.
Sementara itu, fluktuasi nilai tukar rupiah masih terjadi hingga Selasa (16/6) pagi, rupiah kembali menunjukkan penguatan sebesar 3 poin dari posisi Rp13.323 menjadi Rp.13.326 per dolar AS.
Kendati demikian, Enny menilai, mata uang rupiah masih sangat berisiko mengalami perlemahan. “Ya ada potensi (Rp14.000 per dolar AS), namun mudah-mudahan tidak,” ujarnya kepada satuharapan.com, Senin (15/6).
Untuk mecegah hal itu, ia mengatakan, ada banyak hal yang perlu dilakukan oleh Bank Indonesia sebagai bank sentral negara, terutama memperketat DHE (Devisa Hasil Ekspor) agar tidak menjadi administrasi semata sehingga kebijakan tersebut lebih optimal dalam perekonomian negara.
Editor : Eben Ezer Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...