Indeks Saham Anjlok, Tiongkok Turunkan Suku Bunga
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Bank sentral Tiongkok hari Selasa (25/8) kembali memangkas suku bunga pinjaman acuan untuk kelima kalinya sejak November 2015 dan menurunkan jumlah nilai kas bank. Kebijakan baru ini guna menjaga pertumbuhan ekonomi setelah jatuhnya pasar saham dan perlambatan ekonomi.
Bank Rakyat China dalam situs resminya mengatakan mulai hari Rabu (26/8) suku bunga diturunkan sebesar 25 basis poin dan pelonggaran moneter untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi 2015 sebesar 7 persen.
Sementara itu pasar saham Shanghai hari Selasa ini ditutup turun 7,63 persen, meningkatkan penurunan indeks besar terbaru setelah peristiwa penurunan harian terburuk sejak tahun 2007, memicu kepanikan aksi jual di seluruh dunia.
Indeks gabungan Shanghai di bursa China ditutup turun 244,94 poin ke 2.964,97 dengan nilai transaksi 358,7 miliar yuan (56,1 miliar dolar AS), setelah sempat merosot hingga 8,16 persen pada siang hari.
Angka penutupan itu merupakan yang terendah sejak 15 Desember tahun lalu - dan berada jauh di bawah angka simbolis 3.000 poin - sementara Bloomberg News mengatakan penurunan itu merupakan yang paling tajam dalam empat hari sejak tahun 1996.
Semenatara itu indeks gabungan di bursa Shenzhen, bursa saham kedua di China, merosot 7,09 persen atau 133,39 poin, menjadi 1.749,07 dengan nilai transaksi 288,0 miliar yuan.
Angka penutupan di bursa Shanghai lebih rendah lebih dari 42 persen dibanding angka penutupan tertinggi yang terjadi pada
12 Juni.
Saham Shanghai anjlok 8,49 persen pada Senin, memicu aksi jual besar-besaran di pasar keuangan global karena kekhawatiran bahwa perlambatan di ekonomi terbesar kedua dunia tersebut bisa mengganggu pertumbuhan global.
"Investor takut untuk membeli saham saat ini, bahkan saham-saham yang memiliki fundamental baik dan harga yang baik, karena tidak yakin sampai di mana penurunan saham akan terjadi di pasar," kata analis pada Citic Securities Zhang Qun.
Beijing meluncurkan paket penyelamatan besar setelah saham runtuh pada bulan Juni, termasuk pendanaan bagi China Securities Finance Corp (CSF) untuk membeli saham atas nama pemerintah dan pembatasan pemegang saham utama dari menjual saham mereka.
Langkah terbaru, Beijing mengatakan Minggu bahwa pihaknya akan membolehkan lembaga dana pensiun negara, yang memiliki 3,5 triliun yuan aset pada akhir 2014, untuk membeli saham.
Tapi investor kini menunggu untuk melihat apakah "tim nasional", yang berarti sejumlah entitas yang akan membeli saham untuk pemerintah, akan campur tangan untuk menopang pasar dan apakah bank sentral China akan lebih melonggarkan kebijakan moneter.
"Terjadi aksi jual karena panik dan pasar telah bereaksi berlebihan," Chen Jiahe, kepala strategi pada Cinda Securities.
Perusahaan-perusahaan di bidang energi mengalami penurunan harga saham terbesar di Shanghai. Harga saham PetroChina merosot hingga 10 persen dari batas harian menjadi 8,56 yuan, sementara saham Sinopec juga turun 10 persen menjadi 4,49 yuan.
Bank-bank besar juga mengalami kejatuhan harga saham. Di Shanghai, harga saham raksasa perbankan ICBC turun 5,12 persen menjadi 3,89 yuan sementara saham Bank of China anjlok 8,16 persen menjadi 3,49 yuan. (AFP/bloomberg)
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...