India, Kasus Baru COVID-19 Sebanyak 379.257 dalam Sehari
Pasien meninggal dalam sehari tercatat mencapai 3.645 menurut data pada hari Kamis.
BENGALURU, SATUHARAPAN.COM-India melaporkan pada hari Kamis (29/4) melaporkan rekor baru kasus terinfeksi virus corona dan kasus pasien meninggal akibat COVID-19 dalam 24 jam terakhir. Jumlah total kasus telah mencapai lebih dari 18 juta.
Kementerian kesehatan melaporkan kasus baru dalam sehari sebanyak 379.257 kasus, dan 3.645 pasien meninggal pada hari yang sama. Jumlah total kasus terkonfirmasi COVID-19 di India mencapai 18,38 juta pada hari Kamis, dan 204.832 orang meninggal akibat COVID-19, menurut data kementerian kesehatan dikutip Reuters.
Sementara itu, AP melaporkan bahwa data tentang kematian di India buruk, bahkan sebelum pandemi, dengan kebanyakan orang meninggal di rumah, kematian mereka sering tidak tercatat, termasuk akibat COVID-19. Praktik ini sangat lazim di daerah pedesaan, di mana virus sekarang menyebar dengan cepat.
Inilah sebagian mengapa negara berpenduduk hampir 1,4 miliar ini sebelumnya mencatat kematian lebih sedikit daripada Brasil dan Meksiko, yang memiliki populasi lebih kecil dan lebih sedikit kasus COVID-19 yang dikonfirmasi.
Meskipun sulit untuk menentukan jumlah pasti dalam suatu pandemi, para ahli mengatakan ketergantungan yang berlebihan pada data resmi yang tidak mencerminkan tingkat sebenarnya dari infeksi yang menyebabkan pihak berwenang dibutakan oleh lonjakan besar dalam beberapa pekan terakhir.
“Orang-orang yang sebenarnya bisa diselamatkan sedang sekarat sekarang,” kata Gautam Menon, seorang profesor fisika dan biologi di Universitas Ashoka. Menon mengatakan telah terjadi "penghitungan yang kurang serius" dari kematian di banyak negara bagian.
India mengira yang terburuk telah berakhir ketika kasus-kasus mereda pada bulan September. Tetapi infeksi mulai meningkat pada bulan Februari, dan pada hari Rabu, 362.757 kasus baru dikonfirmasi, sebuah rekor global, yang mendorong total kasus di negara itu mencapai 18 juta, dan urutan kedua dunia setelah Amerika Serikat.
Kematian akibat COVID-19 dalam data harian India, yang menunjukkan meningkat hampir tiga kali lipat dalam tiga pekan terakhir, juga mencerminkan sistem perawatan kesehatan yang hancur dan kekurangan dana. Rumah sakit kekurangan oksigen, tempat tidur, ventilator dan ambulans, sementara keluarga mengumpulkan sumber daya mereka sendiri karena tidak adanya sistem yang berfungsi.
Jitender Singh Shunty menjalankan layanan ambulans di New Delhi mengangkut jenazah korban COVID-19 ke krematorium. Dia mengatakan, mereka yang meninggal di rumah umumnya tidak dimasukkan dalam penghitungan kasus COVID-19 di negara bagian, sementara jumlah jenazah meningkat dari 10 menjadi hampir 50 setiap hari.
“Saat saya pulang, pakaian saya berbau daging gosong. Saya belum pernah melihat begitu banyak mayat dalam hidup saya,” kata Shunty.
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...