India Kembangkan Tes COVID Berbasis Kertas yang Murah, Cepat dan Efektif
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Tes virus corona yang berbasis kertas dikembangkan oleh tim ilmuwan di India, dan dikatakan dapat memberikan hasil dalam waktu kurang dari 60 menit.
Tes tersebut, yang awalnya dilaporkan oleh BBC, akan menelan biaya sekitar U Rp S$ 6,75 (sekitar Rp 100.000). Ini dinamai Feluda, detektif fiksi India yang terkenal dan didasarkan pada teknologi pengeditan gen yang disebut Crispr. Sejauh ini, tim telah mencoba tes tersebut pada sekitar 2.000 pasien, termasuk beberapa yang sebelumnya dinyatakan positif terkena virus corona.
“Ini adalah tes yang sederhana, tepat, andal, terukur dan hemat,” kata Profesor K Vijay Raghavan, penasihat ilmiah utama pemerintah India, mengatakan kepada BBC.
Di India, kit pengujian PCR standar belum tersedia, dan tes antigen digunakan sebagai alternatif, tetapi mereka bermasalah dengan pelaporan negatif palsu.
Tes baru, yang dikembangkan oleh para peneliti di CSIR-Institute of Genomics and Integrative Biology (IGIB) yang berbasis di Delhi, bisa lebih murah dan lebih akurat daripada tes antigen, dan bisa membuahkan hasil dalam satu jam.
“Tes baru memiliki keandalan tes PCR, lebih cepat dan dapat dilakukan di laboratorium yang lebih kecil yang tidak memiliki mesin yang canggih,” kata Dr Anurag Agarwal, direktur IGIB.
Pada tes PCR, sampel harus dikirim ke laboratorium untuk diuji, tes Feldua menggunakan Crispr, yang merupakan singkatan dari Clustered Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats. Crispr adalah teknologi pengeditan gen yang digunakan untuk mendeteksi virus.
Meskipun utamanya digunakan untuk mencegah infeksi dan mengobati beberapa penyakit, bila digunakan sebagai alat diagnostik, "teknologi Crispr" pengeditan gen menempel pada satu set huruf gen yang membawa tanda tangan dari virus corona novel, menyorotnya, dan memberikan pembacaan di selembar kertas,” menurut laporan BBC.
Tes strip kertas serupa yang dapat diproduksi massal dengan harga murah juga sedang dikembangkan di Amerika Serikat dan Inggris.
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...