India: Mahasiswi Boleh Mengenakan Jilbab di Kampus, Tapi Dilepaskan di Kelas
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Pejabat perguruan tinggi di distrik Udupi, negara baian Karnataka, India, mengatakan mahasiswi diperbolehkan mengenakan jilbab di kampus, dan meminta mereka melepasnya ketika berada di dalam kelas.
Udupi adalah salah satu dari tiga distrik di wilayah pesisir yang sensitif dalam isu agama di negara bagian Karnataka, yang merupakan kubu Partai Bharatiya Janata Party (BJP) sayap kanan Perdana Menteri Narendra Modi.
Beberapa pekan ini terjadi perdebatan terkait larangan mengenakan jilbab di dalam kampus, yang menimbulkan protes di kalangan mahasiswi muslim.
Ayesha Imthiaz, seorang Muslim India yang taat menganggap mengenakan jilbab sebagai ekspresi pengabdian kepada Nabi Muhammad. Dia mengatakan langkah kampusnya melarang gadis-gadis berhijab di dalam kampus adalah penghinaan yang akan memaksanya untuk memilih antara agama dan pendidikan.
“Diminta meninggalkan kelas karena saya mengenakan jilbab oleh pejabat perguruan tinggi telah mengguncang keyakinan inti saya,” kata mahasiswa berusia 21 tahun dari distrik Udupi, Karnataka selatan, di mana protes atas larangan mengenakan jilbab di kampus diberlakukan.
"Agama saya telah dipertanyakan dan dihina oleh tempat yang saya anggap sebagai kuil pendidikan," katanya kepada Reuters. "Ini lebih seperti memberi tahu kami bahwa Anda memilih antara agama atau pendidikan Anda, itu hal yang salah," katanya setelah belajar selama lima tahun di Mahatma Gandhi Memorial College di Udupi.
Beberapa gadis Muslim yang memprotes larangan itu telah menerima telepon ancaman dan dipaksa untuk tinggal di dalam rumah, tambahnya. Pejabat perguruan tinggi mengatakan siswa diperbolehkan mengenakan jilbab di kampus dan hanya meminta mereka melepasnya di dalam kelas.
Kebuntuan itu telah meningkatkan ketakutan dan kemarahan di kalangan minoritas Muslim, yang mengatakan konstitusi negara memberi mereka kebebasan untuk mengenakan apa yang mereka inginkan. Protes atas larangan tersebut telah meningkat, dengan ratusan orang berdemonstrasi bulan ini di Kolkata dan Chennai.
Pekan lalu, seorang hakim di pengadilan tinggi negara bagian membawa petisi yang menantang larangan tersebut ke panel yang lebih besar.
Imthiaz dan enam gadis Muslim lainnya yang memprotes larangan tersebut mengatakan bahwa mereka bertekad untuk memperjuangkan kebebasan beragama mereka di hadapan beberapa siswa Hindu garis keras dan bahkan beberapa teman mereka.
“Sangat menyakitkan melihat teman-teman kita sendiri menentang kita dan mengatakan 'Saya punya masalah dengan Anda mengenakan jilbab'... itu memengaruhi ikatan dan kesehatan mental kita," kata Imthiaz. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...