India Siap Luncurkan Smartphone Braille Pertama
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM - Layar sentuh mengubah telepon menjadi komputer. Namun, revolusi teknologi melupakan kebutuhan tuna netra. Kenyataan itu yang mendorong Sumit Dagar (29), lulusan desain interaksi Institut Desain Nasional (NID), menggarap ponsel pintar Braille pertama di dunia.
Inovator muda India itu menelurkan ide mengembangkan telepon pintar (smartphone) Braille sejak tiga tahun lalu. Pada 2012, ia memenangkan Penghargaan Rolex untuk perusahaan sebesar 50.000 dolar. Hadiah itu memberi timnya dorongan ekstra untuk mempercepat kerja mereka.
"Saya dapat melihat dengan jelas kesenjangan digital yang terus meningkat antara suplai bagi kelompok pengguna mayoritas dan mereka yang termarjinalisasi," ujar Dagar.
Layar ponsel yang belum diberi nama itu terdiri atas jaringan pentul. Pentul bergerak naik turun membentuk karakter Braille setiap kali pesan teks atau surat elektronik masuk.
Telepon pintar Braille itu dapat membentuk ikon, gambar, dan diagram dalam posisi terelevasi, sehingga pengguna dapat merasakannya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan hampir 300 juta orang di seluruh dunia adalah tuna netra. Seperempat di antaranya tinggal di India.
Bukan Hanya untuk Tuna Netra
Menjelaskan teknologi di balik ponsel Braille, Dagar mengatakan desain menjadi satu-satunya hal yang mengisi celah antara teknologi dan pengguna.
"Ada beberapa teknologi yang kami buat eksperimen untuk versi level produksi. Salah satunya teknologi piezoelektrik, yang telah tersedia untuk penggunaan semacam ini dalam 30 tahun terakhir. Teknologi terkini yang kami lirik adalah paduan bentuk memori berbasis aktuasi," kata Dagar.
Meski ponsel itu masih dalam tahap prototipe, laju pengerjaan cukup cepat.
Nishita Gill, salah satu anggota tim desain, yakin produk itu dapat bersaing dengan telepon pintar lain.
"Bayangkan interface yang memungkinkan Anda menerima panggilan atau mengirim pesan tanpa melihat layar. Pasti menjadi penantang di pasar smartphone," katanya.
George Abraham, pendiri Dewan Kriket Tuna Netra India, melihat masa depan yang cerah bagi produk itu. "Dunia itu luas, ada ruang untuk produk seperti ini dan konsumen diuntungkan," kata Abraham.
Tantangan menghadang. Tim pengembang masih mengerjakan versi siap pasar . Namun, Dagar mengakui timnya masih menghadapi tantangan besar sebelum meluncurkan ponsel ke pasar. Salah satunya bagaimana membuat permukaan fisik layar interaktif.
"Revolusi produk yang terjadi belakangan ini adalah revolusi inovasi produk. Desain masuk dan mengambil alih teknologi. Contohnya iPhone," ungkap Dagar, "Mereka sebenarnya menggunakan teknologi lama, tetapi didesain sedemikian rupa sehingga pengguna terkesima dengan teknologinya. Jadi ini revolusi yang terjadi tanpa mengindahkan kelompok pengguna yang termarjinalisasi."
Tim Dagar menargetkan versi sederhana ponsel Braille siap dilempar ke pasar awal tahun depan, dan versi penuhnya diperkirakan siap dalam lima tahun mendatang. (Deutsche Welle)
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...