Loading...
SAINS
Penulis: Reporter Satuharapan 05:50 WIB | Minggu, 15 Maret 2015

Indonesia akan Buka Kajian Islam di Universitas Belgia

Indonesia menandatangani MoU buka kajian Islam di Katholieke Universiteit Belgia, Rabu (11/3). (Foto: kemenag.go.id)

BRUSSELS, SATUHARAPAN.COM — Direktur Jenderal Pendidikan Islam Indonesia secara resmi menandatangani kerja sama dalam bidang pendidikan dengan Katholieke Universiteit Lueven (KUL) Brussels, Belgia. Acara tersebut dilakukan oleh Dirjen Pendidikan Islam, Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, MA, dan Rektor KUL, Prof. Dr. Rik Torfs, disaksikan oleh Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Brussels, Ignacio Kristantyo Hardojo, saat acara pembukaan Program Magister (S2) Kajian Islam dan Studi Agama di Rectorial Salons, University Hall Leuven, Rabu (11/03) lalu. 

Dalam sambutannya Rektor KUL menyatakan gembira karena pada akhirnya Program S2 Kajian Islam dan Studi Agama dapat dibuka di Universitas Katolik Lueven. “Program ini sudah dirancang beberapa tahun lalu sebagai jawaban atas tantangan perkembangan masyarakat Eropa yang terdiri atas berbagai kelompok agama. Hubungan Kristen dan Islam perlu dibangun dalam bingkai keragaman multietnik yang saling menghargai,” tutur Prof. Rik.

Prof. Rik juga menyebutkan saat ini KUL berada pada peringkat ke-13 dari 100 universitas terbaik di Eropa. Inisiatif membuka S2 Kajian Islam di KUL akan menjadi yang pertama di seluruh Eropa untuk program studi serupa.

Kamaruddin Amin, dalam sambutannya, menyatakan kerja sama ini akan memperkuat status Indonesia sebagai negara demokrasi dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia. “Keterlibatan Indonesia dalam pembukaan S2 Kajian Islam di Katholieke Universiteit Lueven membuktikan bahwa Islam Indonesia dipercaya di Eropa dan memiliki potensi besar dikembangkan di seluruh Eropa dan negara lainnya.” tambahnya.

Kamaruddin optimistis, pintu menuju Indonesia sebagai “kiblat pendidikan tinggi Islam dunia” makin terbuka dengan kerja sama berbagai universitas besar dunia. 

Kajian Islam yang akan dikembangkan di KUL akan difokuskan pada kajian Islam kontemporer dalam bidang teologi, Al-Qur’an, dan hadits, fiqh/syariah yang relevan, serta sosiologi-antropologi masyarakat Islam Eropa dan dialog antaragama. Kamaruddin berharap “Dengan penekanan ini kajian Islam yang diajarkan di S2 KUL lebih relevan dengan kebutuhan kaum muslim dan Kristen di Eropa dewasa ini”. 

Penandatanganan MoU antara Kementerian Agama Indonesia dan KUL juga diapresiasi oleh Riaz JP Saehu, konselor di KBRI Brusels. Menurutnya, pertumbuhan masyarakat Islam di Eropa yang semakin tahun semakin meningkat membutuhkan penanganan yang tepat seiring degan masalah yang juga semakin banyak.

Riaz menambahkan, “masalah umat Islam Eropa, khususnya di Brussels, bukan hanya masalah hubungan Islam dan negara atau hubungan pengikut Islam dan Kristen, melainkan juga hubungan antarpenganut Islam yang datang ke Eropa dari berbagai negara, seperti Turki dan Maroko.”

Riaz mengusulkan agar diadakan program pengiriman para ahli dan akademisi dari perguruan tinggi Islam di Indonesia ke KUL untuk mengajar di universitas tersebut. Menurutnya, hal ini akan memberikan pengalaman berharga tentang wajah Islam Indonesia, proses Indonesia mengelola keragaman suku, bahasa, dan agama, dan bagaimana Islam sangat kompatibel dengan demokrasi yang saat ini menjadi penilaian positif bagi Indonesia di mata dunia. (kemenag.go.id)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home