Indonesia dan Tiongkok Penghasil Terbesar Sampah Lautan
SAN JOSE, SATUHARAPAN.COM - Indonesia, bersama Tiongkok, menjadi negara utama yang mengirim sampah plastik ke lautan.
Para ahli biota laut dan aktivis lautan kian cemas dengan sampah plastik di lautan yang menganggu arus air dari Arktik menuju Pasifik Selatan.
Dalam laporan terbarunya mengenai sampah dunia, para peneliti di Amerika Serikat dan Australia yang dipimpin Jenna Jambeck, insinyur lingkungan dari University of Georgia, menghitung sumbangan sampah plastik lautan dari 192 negara. Data mereka berasal dari informasi mengenai konsumen dan manajemen sampah yang melingkupi penduduk kepulauan dan pantai di seluruh dunia.
Mereka melaporkan perhitungannya pada jurnal Science pada Kamis dan mempresentasikannya dalam pertemuan tahunan asosiasi bagi perkembangan sains setempat.
Dr. Jambeck dan para koleganya mengalkulasi bahwa dalam radius 50 km dari pantai, Indonesia dan Tiongkok tersebut menghasilkan total sampah plastik sebesar 275 juta ton pada 2010. Sebesar 4,8 juta hingga 12,7 juta ton botol, tas kresek, sedotan, kemasan, dan barang lain, menjadi sampah lautan.
Diperkirakan, jumlah sampah plastik lautan pada 2025 akan meningkat dua kali lipat.
Menurut para peneliti itu, penduduk pantai Tiongkok menghasilkan 8,82 juta ton sampah plastik yang tidak dikelola pada 2010, atau 27,7% dari total yang dihasilkan dunia. Dari jumlah tersebut, sekitar 1,32 juta dan 3,53 juta ton berakhir menjadi sampah lautan.
Ma Jun, seorang aktivis lingkungan di Beijing, mengatakan bahwa pemerintah telah banyak menambah lokasi pengambilan dan pengelolaan sampah di pelbagai kota dalam beberapa tahun belakangan. Pasar swalayan besar telah mengurangi penggunaan kantung plastik.
Namun, pesatnya perkembangan lingkungan perkotaan mengubur upaya tersebut, ujarnya. Pemerintah TIongkok, “telah berupaya keras untuk menangani sampah rumah tangga, tetapi dengan pesatnya urbanisasi, [hal tersebut] tidak cukup,” ujarnya.
Di Indonesia, penduduk yang tinggal di sepanjang garis pantai menghasilkan sekitar 3,22 juta ton sampah plastik mentah pada 2010, 10% dari total sampah plastik dunia. Dari jumlah tersebut, sekitar 0,48-1,29 juta ton berakhir sebagai sampah lautan.
Para pejabat berwenang mengaku tengah memaksimalkan undang-undang tahun 2008 tentang pengelolaan sampah untuk memperbaiki kondisi.
“Kesadaran masyarakat kian membaik” dalam urusan sampah rumah tangga, ujar Ade Palguna Ruteka, kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Internasional Kementerian Lingkungan Hidup. Dalam ihwal sampah lautan, ujarnya, “Indonesia harus memperhatikannya lebih jauh.”
“Pengelolaan sampah membaik” bahkan jika “bertambahnya [penduduk] berarti pula bertambahnya sampah,” ujar Ilham Malik, Deputi Bidang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun, Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dan Sampah di Kementerian Lingkungan Hidup. (wsj indonesia)
Editor : Eben Ezer Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...