Indonesia Dorong Negara Non Blok Dukung Kemerdekaan Palestina
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Indonesia dalam Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok (KTT GNB) ke-18 meminta semua negara anggota GNB untuk memberi dukungan terhadap upaya kemerdekaan Palestina.
KTT GNB ke-18 itu dilaksanakan pada 25-26 Oktober 2019 di Baku Congress Centre, Baku, Azerbaijan, seperti disampaikan dalam keterangan tertulis dari KBRI Baku yang diterima di Jakarta, Minggu (27/10).
Pada kesempatan itu, Delegasi RI yang dipimpin oleh Duta Besar RI untuk Azerbaijan Husnan Bey Fananie menekankan bahwa isu kemerdekaan Palestina telah menjadi prioritas selama masa jabatan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
"Penting bagi negara anggota GNB untuk mendukung peran Palestina dalam berbagai organisasi internasional, termasuk kepemimpinan Palestina di G77 tahun ini," ujar Dubes Husnan selaku Ketua Delegasi RI dalam pertemuan GNB tersebut.
Pemerintah Indonesia juga meminta negara anggota GNB untuk membantu Palestina melalui peningkatan perdagangan dan program-program pengembangan kapasitas dalam tata kelola pemerintahan.
KTT GNB ke-18 mengusung tema "Upholding the Bandung Principles to ensure concerted and adequate response to the challenges of contemporary world" (Menjunjung tinggi Dasa Sila Bandung untuk memastikan tanggapan yang terpadu dan memadai terhadap tantangan dunia kontemporer) dan membahas upaya untuk merespon isu-isu global dengan dilandasi Dasasila Bandung.
"Kerja sama GNB saat ini harus diarahkan bagi hal-hal yang membawa dampak konkret bagi rakyat," ujar Dubes Husnan.
Pada sesi pembukaan KTT GNB ke-18, Presiden Venezuela, Nicolas Maduro Moros melakukan serah terima keketuaan GNB kepada Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev.
Dalam sambutan pembukanya, Presiden Aliyev menekankan pentingnya penghormatan terhadap norma-norma hukum internasional, kedaulatan, integritas wilayah dan kerja sama antara negara anggota GNB.
Lebih lanjut, Aliyev mengimbau agar GNB solid dalam menjalankan kepentingan negara berkembang di berbagai bidang, termasuk ekonomi dan politik.
Presiden Majelis Umum PBB, Duta Besar Tijjani Muhammad Bande hadir dalam sesi pembukaan dan menyampaikan pentingnya penyelesaian sengketa secara damai, serta penghormatan terhadap Piagam PBB dan hak asasi manusia (HAM).
Isu-isu pokok yang dibahas oleh negara anggota dalam sesi debat umum KTT GNB ke-18, antara lain mengenai relevansi dan penghormatan terhadap Dasasila Bandung, solidaritas anggota GNB terhadap permasalahan Palestina, pengentasan kemiskinan, perubahan iklim, keamanan siber, pemberantasan terorisme dan upaya menentang unilateralisme.
GNB adalah organisasi internasional yang terdiri dari 120 negara dan bertujuan untuk menjamin perdamaian internasional serta kemerdekaan, kedaulatan dan integritas wilayah negara anggotanya.
Indonesia merupakan salah satu pendiri GNB dan menjadi tuan rumah pelaksanaan Konferensi Asia Afrika pada 1955 yang melahirkan Dasasila Bandung sebagai cikal-bakal berdirinya GNB pada 1961. (Ant)
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...