Indonesia Genjot Investasi Pertanian pada 2015
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Indonesia akan benar-benar menggenjot investasi pada sektor pertanian mulai 2015. "Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang akan digenjot lagi investasinya,” kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani pada acara Pemaparan Prospek Investasi Sektor Pertanian, Perkebunan, Dan Hortikultura Indonesia pada 2015, di Gedung Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jakarta, Selasa (6/1).
Franky menyadari bahwa peningkatan investasi di segala sektor ekonomi merupakan salah satu yang diamanatkan Presiden Joko Widodo. “Kami melakukan pertemuan dengan investor. Harapannya investasi yang sekarang dari pelaku yang hadir ini kita minta ditingkatkan lagi,” Franky menambahkan.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat ada empat perusahaan perkebunan masih mengalami kendala perizinan investasi. Total nilai investasi yang ingin mereka gelentorkan di sektor pertanian, peternakan, dan hortikultura mencapai Rp 3,6 triliun. "Tidak bisa kami sebutkan nama perusahaan tersebut," Franky menambahkan.
Dikatakan Franky, realisasi investasi di industri pengolahan kelapa sawit, kakao dan karet pada kuartal III periode 2010 - 2014 mencapai Rp 136,2 triliun. Terdiri dari penanaman modal dalam negeri sebesar Rp 35,1 triliun dan penanaman modal asing sebesar USD 10,1 miliar.
“Kemudian bagi para investor yang melakukan peningkatan perluasan investasi apa maslahanya yang ada. Kalau muncul beberapa kendala, sebenarnya kebijakan bukan kewenangan BKPM, tapi BKPM sangat concern dengan perundangan terkait investasi,” terang Franky.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Perbenihan Hortikultura Indonesia (Hortindo) Afrizal Gindow mengatakan bisnis hortikultura di Indonesia sangat menggiurkan. Ini berpotensi menarik minat investasi asing.
"Nilai bisnis sayur mayur di Indonesia bisa menembus Rp 100 triliun atau 100 kali lipatnya benih, jadi pangsa pasar ini masih bisa meningkat dua kali lipat. Makanya benih sangat penting untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian sayur mayur,” kata Afrizal.
Sayangnya, hingga saat ini Indonesia masih ketergantungan impor sayuran dari China, Taiwan, Thailand dan negara lain. Nilai impornya mencapai sekitar Rp 17 triliun. Afrizal menjelaskan konsumsi sayur mayur di Indonesia baru mencapai 40 kilogram (kg) per tahun. Angka ini separuh dari rekomendasi Organisasi Pangan Sedunia (FAO) sebanyak 80 kg setiap tahun.
Editor : Eben Ezer Siadari
Stray Kids Posisi Pertama Billboard dengan Enam Lagu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Grup idola asal Korea Selatan Stray Kids berhasil menjadi artis pertama d...