“Indonesia Harus Bangga Karena Beragam dan Toleran”
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Political Counselor Kedubes Kanada di Indonesia Helene Viau menilai Indonesia harus merasa bangga memiliki tradisi dan beragama yang beragam dan toleransi.
Sebab, kata Helene prinsip-prinsip dalam Pancasila telah menegaskan betapa pentingnya persatuan, kemanusiaan, dan demokrasi.
“Sebagai negara dengan populasi umat Islam terbesar di dunia, Indonesia secara unik diposisikan sebagai model bagi wilayah lain tentang bagaimana mengelola masyarakat yang lebih toleran dan damai,” kata Helene dalam Seminar dengan tema “Gerakan Takfir, Kebebasan Beragama dan Deradikalisasi” di Aula PBNU lantai 8, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, hari Senin (22/2).
Selain itu, kata Helene Kanada merasa bangga dengan nilai-nilai toleransi dan keberagaman di Indonesia.
“Kanada baru-baru ini disebut sebagai negara paling toleran di dunia oleh Legatum Institute,” kata dia.
Oleh karena itu, kata Helene bahwa Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau yang baru terpilih telah menegaskan komitmennya untuk mempromosikan nilai-nilai ini. Dia menyatakan bahwa keberagaman Kanada adalah suatu kekuatan, bukan kelemahan.
“Sebagai negara multi budaya dan multi agama, Kanada menempatkan diri untuk memelopori pemerintah yang terbuka, kemajemukan yang damai, penghargaan atas kemajemukan dan hak-hak asasi manusia secara Internasional,” kata dia.
Selain itu, kata Helene selama lebih 25 tahun, Kanada telah menjadi mitra Indonesia dalam mempromosikan pluralisme, secara nyata antara lain dalam program beasiswa dengan Kementerian Agama.
“Hari ini, Kedutaan Kanada merasa terhormat untuk mendukung International Center for Islam and Pluralism (ICIP) dan ikut serta dalam seminar ini. ICIP telah bekerja selama lebih dari 10 tahun di Indonesia untuk mempromosikan toleransi beragama dan pluralisme,” kata dia.
Di Indonesia, kata Helene Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) memainkan peran penting pada tingkat lokal untuk menjaga keseimbangan antara berbagai kelompok agama di dalam masyarakat.
“Peran FKUB sangat penting untuk meredakan kemungkinan ketegangan dan untuk membantu melindungi hak-hak kelompok agama minoritas,” kata dia.
“Hal ini penting karena diskriminasi terhadap minoritas agama menimbulkan penderitaan, perpecahan dan ketakutan, intoleransi dan stigmatisasi,” dia menambahkan.
Dengan demikian, kata Helene kekerasan yang disulut oleh sikap intoleransi tidak mendapat tempat di negara mana pun dan bertentangan dengan nilai-nilai pluralisme.
“Dalam seminar ini adalah kesempatan yang baik untuk refleksi dan dialog tentang bagaimana mempromosikan dan melindungi kebebasan beragama serta pluralisme,” kata dia.
Editor : Bayu Probo
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...