Indonesia Harus Miliki Mapping Olah Raga yang Jelas
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Indonesia harus memiliki pemetaan yang jelas dalam olah raga sehingga para atletnya dapat berprestasi di ajang internasional.
“Dari SEA Games beberapa tahun belakangan ini saya lihat kita kurang terarah dalam mapping (pemetaan) cabang olah raga potensial, padahal Asian Games (AG) tidak akan lama lagi, Olimpiade Rio (2016) sudah di depan mata, jadi kita harus secepatnya memiliki pengorganisasian yang jelas,” kata Lukman Niode, Ketua Harian Pengurus Pusat Persatuan Renang Seluruh Indonesia pada fit dan proper test Para Calon Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas, Jumat (28/8) di Wisma Kementerian Pemuda dan Olah Raga, Jl. Gerbang Pemuda Senayan No.3, Jakarta.
Lukman menjelaskan bahwa Indonesia sama sekali minim dalam koordinasi setiap kali menggalang para atlet yang akan berlaga di ajang multi even olah raga. Apabila terpilih sebagai Kasatlak Prima dia menjanjikan koordinasi lebih baik
“Koordinasi saat ini masih minim, coba kita lihat masih banyak dualisme di banyak pengurus olah raga, terus sekarang ada masalah seperti Kemenpora vs PSSI, ini kan harus diselesaikan, tetapi saya tidak mau terlalu campur jauh seperti itu,” kata Lukman.
Lukman mengandaikan apabila dia terpilih sebagai Kepala Satlak Prima, dia akan meminta anggaran yang cukup besar karena dia memberi contoh beberapa negara lain yang menjadi negara unggulan di cabang olah raga tertentu, maupun di ajang multi even seperti Olimpiade, SEA Games, dan Asian Games memiliki anggaran besar.
“Anggaran adalah harus karena sekarang diberikan bertahap, tetapi untuk konkritnya sekarang jarang dari pengurus cabang olah raga ngomong ke DPR bahwa kita butuh dana konkrit 1 triliun rupiah untuk sebuah ajang multi olah raga,” dia menjelaskan.
“Coba kita lihat Australia sudah nyiapkan 3 triliun, kalau Thailand 2 triliun (rupiah), sedangkan kita berdarah-darah di Asian Games tetapi kita masih 250 juta rupiah, lho,” dia membandingkan.
Untuk Asian Games 2018 yang akan diselenggarakan di Jakarta dan Palembang, dia berkomentar Indonesia harus mengenali dan mengevaluasi pusat-pusat masalah yakni mana saja cabang olah raga yang dianggap kurang berprestasi atau masih baru.
“Kita harus anggap olah raga sebagai every day life (hidup sehari-hari), dan olah raga merupakan sebuah bidang yang harus di-manage dengan baik,” kata dia.
Lukman menambahkan bahwa Indonesia masih ada kelemahan dalam mencapai target di bidang olah raga yakni tidak adanya penerapan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) yang baik di pengembangan cabang olah raga tertentu.
“Kita masih minim, coba kalau lihat di luar negeri di sepak bola ada teknologi garis gawang, kita kapan mau buat seperti itu,” dia menambahkan.
Fit dan Proper Test Para Calon Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas
Uji kelayakan dna kepatutan (fit and proper test) digelar pada Jumat (28/8) dan akan menghasilkan satu orang yang mengisi posisi yang sekarang ditempati Suwarno, yang kebetulan juga ikut dalam fit dan proper test. Pengumuman tentang siapa yang akan mengisi posisi Kasatlak Prima yang baru akan diumumkakn pada November 2015 oleh Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) Imam Nahrawi.
Para anggota Dewan Prima yang bertindak sebagai dewan penguji antara lain Tono Suratman (Ketua Umum KONI Pusat), Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Gatot Dewa Broto, Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Djoko Pekik Irianto, Staf Bidang Keolahragaan Kementerian Pemuda dan Olah Raga Tunas Dwidharto.
Para calon peserta yang mengikuti uji fit dan proper test sebagian besar masih menjabat kepengurusan cabang olah raga lain antara lain Anton Subowo selain menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PP PBSI (Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia), juga menjabat presiden Badminton Asia Confederation (BAC), kemudian Lukman Niode sebagai Ketua Dewan Pakar PB PRSI (Persatuan Renang Seluruh Indonesia), sementara Richard Sam Bera sebagai anggota Dewan Satlak Prima.
Kemudian ada Sadik Algadri yang saat ini masih menjabat sebagai Sekretaris Jenderal di PB Persatuan Judo Seluruh Indonesia. sedangkan Suwarno yang saat ini merupakan Wakil Ketua Umum KONI Pusat.
Sementara itu Laksamana (Purn) Achmad Sucipto dahulu pernah menjabat Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PB-PODSI).
Satlak Prima
Keberadaan Satlak Prima diatur dalam Peraturan Presiden no.22 Tahun 2010 Tentang Program Indonesia Emas, dalam struktur organisasi di bawah Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora) yakni program pelatihan yang diselenggarakan pemerintah untuk mempersiapkan atlet yang siap diberangkatkan ke berbagai kejuaraan di tingkat nasional, internasional, single even dan multi even.
Program Indonesia Emas menyiapkan seorang atlet secara jangka panjang dan pembinaan secara berkesinambungan untuk olah raga di Indonesia.
Editor : Eben E. Siadari
Cara Telepon ChatGPT
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perusahaan teknologi OpenAI mengumumkan cara untuk menelepon ChatGPT hing...