Indonesia-Myanmar Berkomitmen Giatkan Kerja Sama Melalui KAA
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Indonesia dan Myanmar berkomitmen untuk menggiatkan kerja sama selatan-selatan dan mengobarkan kembali semangat Bandung melalui peringatan 60 tahun Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika (KAA), demikian keterangan pers Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, Senin (16/3).
Wakil Menteri Luar Negeri RI A.M. Fachir menekankan bahwa Myanmar, sebagai salah satu negara pencetus KAA pada 1955, memiliki posisi khusus untuk mengobarkan kembali semangat Bandung dan menggiatkan kerja sama selatan-selatan.
Hal tersebut disampaikan dalam pertemuan Wamenlu RI dengan Menteri Keenam Kantor Kepresidenan Myanmar U Hla Tun, di Nay Pyi Taw pada Kamis (13/3). Wamenlu A.M. Fachir berkunjung sebagai ke Myanmar sebagai utusan khusus Presiden RI.
Selain menyampaikan surat undangan Presiden RI kepada Presiden Myanmar U Thein Sein untuk menghadiri rangkaian KTT Asia-Afrika pada April mendatang, kunjungan utusan khusus Presiden RI juga bertujuan menekankan kembali hubungan bilateral Indonesia dan Myanmar yang telah terjalin sangat baik selama ini.
Menurut Wamenlu RI, 60 tahun pasca-penyelenggaraan KTT Asia-Afrika yang pertama di Bandung, negara-negara di kawasan itu telah mengalami transformasi dan kemajuan pembangunan yang luar biasa.
Walaupun demikian, Wamenlu RI menekankan bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi bersama ke depannya.
Oleh karena itu, semangat Bandung masih sangat relevan untuk diaplikasikan guna memperkuat rasa solidaritas dan persahabatan antar negara menuju perdamaian dan kesejahteraan bersama.
Lebih lanjut dalam pertemuan tersebut, Wamenlu RI juga menyampaikan bahwa salah satu dari rangkaian acara KTT Asia Afrika mendatang adalah "Asia-Africa Business Summit" (AABS) yang akan diselenggarakan di Jakarta pada 20 April.
Terkait hal itu, Wamenlu Fachir mengajak Myanmar untuk terlibat, khususnya kalangan pengusaha di berbagai bidang untuk turut berpartisipasi dalam AABS. Dia menilai keterlibatan para pemangku kepentingan Myanmar akan memberikan kontribusi positif bagi pengembangan kerja sama selatan-selatan.
Menanggapi undangan Indonesia, Menteri U Hla Tun mengakui pentingnya KTT Asia-Afrika, tidak saja karena Myanmar merupakan salah satu negara pencetusnya, melainkan juga karena sebanyak 109 negara direncanakan hadir.
Sependapat dengan Wamenlu RI, Menteri U Hla Tun berpandangan bahwa AABS akan berkontribusi besar bagi pembangunan ekonomi di kawasan Asia dan Afrika di masa depan.
Kunjungan ke Myanmar merupakan bagian dari serangkaian kunjungan Utusan Khusus Presiden RI untuk menyampaikan undangan kepada beberapa negara sahabat dan negara kunci di kawasan Asia dan Afrika untuk hadir pada Peringatan 60 Tahun KTT Asia-Afrika dan 10 Tahun "New Asian-African Strategic Partnership" (NAASP) di Jakarta dan Bandung pada 22-24 April 2015. (Ant)
Editor : Eben Ezer Siadari
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...