Indonesia-Panama Tandatangani Perjanjian Bebas Visa
PANAMA, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah Indonesia dan Panama menandatangani Perjanjian Bebas Visa pemegang paspor diplomatik dan dinas untuk lebih meningkatkan kerja sama kedua negara, menurut laporan kantor berita Antara, Selasa (9/6).
Perjanjian tersebut ditandatangani Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri RI, Dubes Dian Triansyah Djani, bersama Wakil Menteri Luar Negeri Panama, Luis Miguel Hincapie di Panama, Jumat (5/6).
Dubes Djani berharap penandatangan ini dapat mendorong saling kunjung kedua negara yang pada akhirnya dapat meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi.
Pada saat bersamaan, ditandatangani juga Nota Kesepahaman (MoU) Konsultasi Bilateral yang menandai keinginan meningkatkan hubungan kedua negara di berbagai bidang, termasuk perdagangan, investasi, pariwisata, pendidikan dan kerja sama lainnya.
Selain penandatanganan MoU, Dubes Djani juga mengadakan pertemuan dengan Menteri Urusan Maritim Panama, Jorge Barakat Pitty, guna mendorong kerja sama maritim dan ekonomi dua negara.
Dalam pertemuan itu, dibahas pula kerja sama dalam perlindungan Anak Buah Kapal (ABK), sertifikasi pelaut, pengelolaan pelabuhan, registrasi kapal, IUU Fishing serta potensi perdagangan antara Indonesia dan Panama.
“Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dan potensi maritimnya perlu dikembangkan sejalan dengan kebijakan Presiden Joko Widodo,” ujar Djani. “Panama sudah mapan dalam mengembangkan potensi kemaritimannya. Indonesia dapat mengambil manfaatnya,” ia memaparkan lebih lanjut, sebagaimana diberitakan laman resmi kemlu.go.id.
Saat ini Panama memiliki 13 pelabuhan, di antaranya Pelabuhan Cristobal dan Balboa merupakan pelabuhan tersibuk di Amerika Latin. Pelabuhan Cristobal mampu melayani 2,2 juta unit Maritime per tahun. Potensi kemaritiman Panama didukung oleh Kanal Panama yang menghubungkan Samudera Pasifik dan Samudera Atlantik dan dilintasi oleh 14 ribu kapal per tahun.
“Panama siap bekerjasama dan berbagi pengalaman dengan Indonesia di berbagai sektor kemaritiman, seperti pengelolaan pelabuhan, perlindungan pelaut dan capacity training,” demikian disampaikan, Menteri Pitty.
Dalam rangka meningkatkan kapasitas ABK, Menteri Pitty juga menawarkan program pelatihan dan sertifikasi bagi pelaut Indonesia. Panama memiliki International Maritime University of Panama yang telah memiliki reputasi mendidik pelaut-pelaut terbaik di Panama.
Wakil Menteri Luar Negeri Panama, Luis Miguel Hincapie, menyatakan, penandatangan kedua perjanjian itu menandai babak baru kerja sama bilateral kedua negara.
"Saya yakin akan masa depan hubungan bilateral kedua negara yang akan semakin meningkat di berbagai bidang," ujar Hincapie.
Panama tercatat memiliki 50 perjanjian Free Trade Agreement dan tergabung dalam Central American Free Trade Agreement (CAFTA). Ini merupakan titik masuk ekspor Indonesia ke kawasan Amerika Tengah dan Selatan. Sebanyak 60 persen dari total ekspor Indonesia ke Panama senilai 120,5 juta dolar Amerika Serikat di re-ekspor ke sejumlah negara di Amerika Tengah dan Selatan.
Guna mendorong diplomasi ekonomi, Dubes Djani melakukan pertemuan dengan sejumlah pejabat Panama, yaitu Menteri Urusan Maritim, Sekjen Kementerian Perdagangan dan Industri (Kadin) dan para pengusaha Panama yang sudah melakukan bisnis dengan Indonesia.
Di sela-sela kunjungan ke Panama, Delegasi Indonesia juga telah melakukan blusukan dengan meninjau toko furniture Indonesia dan supermarket yang menjual produk-produk Indonesia, seperti mie instan, sabun, makanan ringan, sepatu, dan pakaian.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...