Indonesia Raih Penghargaan Ajang Folklore Paling Bergengsi
LONDON, SATUHARAPAN.COM - Indonesia, yang diwakili Sanggar Seni Budaya Gantari Gita Khatulistiwa (GGK), menorehkan prestasi membanggakan meraih penghargaan Cultural Minister Award pada The 11th Sabah International Folklore Festival (SIFF) di Sabah Cultural Center, Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia.
Pada ajang kompetisi folklore paling bergengsi di dunia akhir pekan lalu, Gantari Gita Khatulistiwa juga meraih The Best Music Arrangement Award, demikian Chief of Operational and External Relation Gantari Gita Khatulistiwa, Gilang Lestari, kepada Antara, Senin (1/8).
Hadir pada malam puncak kompetisi folklore tersebut, Raja Negara Bagian Sabah Tun Datuk Seri Panglima Dr Haji Juhar Nim Datuk Haji Mahiruddin dan Menteri Pariwisata, Budaya dan Lingkungan Hidup Sabah, Datuk Seri Panglima Masidi Manjun, serta Chairman Sabah Cultural Board Tan Sri Datuk Seri Panglima Wences Angang yang menyerahkan hadiah berupa trofi, plakat, dan sertifikat kepada pemenang utama, serta perwakilan dari Konjen RI di Kota Kinabalu.
Festival yang diadakan untuk ke-11 kalinya ini diikuti grup terbaik dari 11 negara, yaitu Korea Selatan, Sri Lanka, Rusia, Malaysia, Australia, India, Filipina, Estonia, Thailand, Irlandia, dan Indonesia.
Pada kompetisi ini, GGK mengirimkan dua grup tari, yang menampilkan dua tari garapan koreografer Donny Yoshinda dan Cheelvy, yang berhasil memukau dewan juri utama berjumlah tiga orang, dan dewan juri perwakilan negara peserta yang berjumlah 11 orang.
Karya garapan yang dipentaskan GGK tersebut yaitu Tari Baine Toraya dari Toraja, Sulawesi Selatan, dan Tari Tua Basamo dari Minang, Sumatera Barat, dengan music directors Mehdy Marsidiast, Dede Supriatna, dan Abdul Aziz.
Pada kompetisi Gantari Gita Khatulistiwa juga meraih The Best Music Arrangement Award. Irlandia yang diwakili The Gaelic Girl Irish Dancing Troupe tahun ini meraih Prime Award (juara pertama), sedangkan Chief Minister Award, juara kedua diraih Grup Sam Le Yaw Filipina.
Penghargaan lain yang diberikan adalah Jury Award yang diraih Grup Anak Seni Asia Malaysia, Best Performance Award diraih D`Ukeebil Sakha Yakutia Rusia, dan Highest Online Presence Award yang diraih Grup Sam Le Yaw Filipina. Selaku anggota dewan juri perwakilan negara peserta dari Indonesia adalah Kismawan, SPd, koreografer dan juga guru tari.
Sementara itu Koordinator Tim Gantari Gita Khatulistiwa untuk SIFF 2016, Cantika Reviera, menyampaikan seluruh tim mempersiapkan diri untuk mengikuti kompetisi selama tiga bulan sejak April lalu.
"Kerja keras kami semua alhamdulillah terbayar dengan meraih prestasi ini berkat dukungan yang diperoleh dari tim pelatih, artistik, orang tua, dan keluarga, pihak sponsor, dan berbagai pihak yang memberikan support kepada kami," kata Cantika.
Leo Mokodompit, Chairperson Gantari Gita Khatulistiwa mengatakan, dari pengalaman mengikuti festival folklore internasional di berbagai Negara, SIFF adalah salah satu festival yang sangat bergengsi, serta diikuti grup terbaik di negara masing-masing.
"Kami mengucap syukur atas pencapaian ini. Semoga GGK bisa terus menampilkan seni tari dan musik tradisi Indonesia, baik di dalam maupun di luar negeri, dan menyebarkan virus cinta budaya Indonesia di kalangan generasi muda untuk dilestarikan. Kami juga menghaturkan ucapan terima kasih setinggi-tingginya kepada Konjen RI Akhmad DH Irfan, dan keluarga besar KJRI Kota Kinabalu serta masyarakat Indonesia di Kota Kinabalu yang memberikan dukungan," kata Leo Mokodompit. (Ant)
Editor : Sotyati
Tentara Ukraina Fokus Tahan Laju Rusia dan Bersiap Hadapi Ba...
KHARKIV-UKRAINA, SATUHARAPAN.COM-Keempat pesawat nirawak itu dirancang untuk membawa bom, tetapi seb...