Indonesia Rancang Rudal Antiserangan Udara Jarak Sedang dan Jauh
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Saat ini TNI hanya dilengkapi dengan peluru kendali jarak pendek/short range air defense (SHORAD) sebagai bagian dari sistem pertahanan udaranya. Diantaranya adalah rudal TD-2000B yang dioperasikan oleh Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) TNI AD, rudal QW-3 yang dimiliki Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU, rudal SA-N5 Grail yang menjadi andalan Korps Marinir serta rudal MBDA Mistral yang melengkapi kapal-kapal perang TNI AL.
Rudal-rudal tersebut memang efektif menghajar pesawat tempur maupun rudal musuh yang berjarak maksimal 10 kilometer. Jarak sedekat itu tentu sangat berisiko bagi pertahanan, karena kalau sampai pesawat musuh lolos akan kiamat bagi pertahanan kita. Pesawat tempur memang bisa menghadang di range yang jauh. Namun dengan jumlah yang masih belum ideal, Indonesia juga memerlukan rudal pertahanan udara jarak sedang.
Digadang-gadanglah S-300, rudal buatan Rusia yang sanggup menghajar pesawat penyusup di jarak lebih dari 100 kilometer untuk memperkuat sistem pertahanan udara TNI. Kepala Staf TNI AU (KSAU) menyatakan bahwa "untuk rudal jarak 100 km, sekarang sedang diproses. Mudah-mudahan segera melengkapi sistem pertahanan kita.”
Tidak ada yang salah dengan rencana ini. Namun tetap saja itu adalah buatan negara lain. Kemandirian alutsista adalah cita-cita Kementerian Pertahanan agar persenjataan negara ini bisa dipenuhi dari dalam negeri. Oleh karenanya, Dinas Penelitan dan Pengembangan (Dislitbang) TNI AU, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), dan PT Dahana juga sedang mengembangkan rudal antiserangan udara jarak sedang.
Rudal ini dikembangkan berdasarkan berbagai roket yang telah berhasil dibuat Lapan selama ini. Sebut saja seperti roket seperti RX-420 yang memiliki jangkauan di atas 100 kilometer dan RX-550 yang berdaya jangkau di atas 200 kilometer. Roket-roket tersebut memang belum diproduksi masal, tapi dalam waktu dekat akan selesai masa pengembangannya.
"Betul dari pengembangan roket Lapan sebelumnya. Lapan sudah berhasil, hasil peluncurannya sudah lurus. Hanya saja propelan atau isiannya itu masih perlu dikembangkan terus," ucap Kadispen TNI AU Marsma Hadi Tjahjanto seperti dikutip dari Liputan 6.
Marsma Hadi menambahkan, ”rencana ke depan jika propelannya itu sudah ditemukan formula yang pas maka akan diuji coba lagi. Kalau hasilnya baik, nanti tinggal pendorongnya mau dibuat jarak sedang atau jauh.” Kalau sudah baik semuanya, akan ditawarkan pada BUMNIS (Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis) untuk diproduksi.
Mari kita tunggu rudal jarak sedang dan jauh TNI ini.
Editor : Prasto Prabowo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...