Indonesia Sedang Mengembangkan Terapi Sel Punca
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Indonesia, sedang mengembangkan terapi sel punca atau "stem cell", dengan harapan dapat menjadi inovasi pengobatan yang mampu mengobati jaringan tubuh yang rusak.
"Kementerian Kesehatan masih mengategorikan terapi menggunakan sel punca sebagai pelayanan berbasis penelitian," kata Ketua Konsorsium Pengembangan Sel Punca Prof Farid Anfasa Moeloek, di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Rabu (28/10).
Para dokter, kata dia, akan membuat standar prosedur setelah mendapatkan bukti ilmiah yang cukup.
Dia menambahkan, pada saat ini riset sel punca dilakukan di dua rumah sakit yang menjadi pusat pengembangan sel punca di Indonesia yakni, RSCM Jakarta dan RS Sutomo Surabaya.
"Riset tersebut, menunjukkan sejumlah penyakit kronis berhasil disembuhkan secara signifikan. Dimana sejumlah pasien sudah mengikuti terapi dan berhasil dengan baik," katanya.
Moeloek mengakui, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui perkembangan teknologi kedokteran di Indonesia sudah berhasil menggunakan sel punca.
Karena itu, upaya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat perlu dilakukan terus, untuk mencegah adanya terapi ilegal yang mengatasnamakan sel punca.
Sementara itu, berdasarkan uji translasi dan klinis di RSCM pada penderita patah tulang nonunion, defek tulang (kerusakan tulang), defek tulang rawan sendiri, cidera sumsum tulang, kelainan panggul serta pengapuran sendi pada 42 pasien, diketahui bahwa 10 pasien patah tulang gagal sambung dan defek tulang berhasil disembuhkan.
Lalu sembilan pasien defek tulang rawan sendi dan lima pasien avaskuler nekrosis menunjukkan perbaikan fungsional dan 18 pasien masih dalam pemantauan.
Selain itu 43 pasien telah dilakukan terapi sel punca untuk kasus jantung, dimana 19 penderita anterior myocardial infraction menggunakan sel punca darah tepi, dan 25 pasien gagal jantung menggunakan sel punca sumsum tulang.
Terapi lain yang dilakukan RSCM adalah pengobatan pada tiga pasien penderita kaki diabetes dan lima pasien luka bakar parah telah menunjukkan hasil terapi yang baik.
Sementara itu, pelayanan berbasis penelitian dari RS dr Soetomo mencatat 379 pasien yang dilakukan terapi sel punca dengan berbagai jenis penyakit.
Kasus yang banyak ditangani adalah diabetes melitus (99 kasus), nyeri sendi lutut (40 kasus), stroke (30 kasus), jantung (12 kasus) dan sisanya penyakit hati, saraf serta penyakit darah berbahaya lainnya. (Ant)
Editor : Eben E. Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...