Indonesia Tunjuk Konsultan Internasional Seleksi Proposal Kereta Cepat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM–Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Sofyan Djalil mengatakan pemerintah akan menunjuk tim konsultan internasional yang akan menyeleksi proposal dan hasil studi kelayakan projek rel dan kereta cepat yang diajukan Jepang dan Tiongkok.
"Kita segera tunjuk konsultan independen dari berbagai negara. Mereka akan memberikan pendapatnya, baru pemerintah memutuskan," kata Sofyan usai konferensi pers tentang Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2016 dan Nota Keuangan di Jakarta, Jumat (14/8) malam.
Sofyan mengatakan pemerintah akan memberikan waktu dua pekan bagi tim konsultan tersebut untuk menseleksi masing-masing proposal dari Jepang dan Tiongkok. Dengan begitu, pada akhir Agustus 2015, pemerintah sudah dapat menentukan mitra projek antara Jepang dan Tiongkok.
"Masing-masing sudah submit proposal. Dari 11 tinggal dua (Jepang dan Tiongkok), kita akan lihat rekomendasi konsultan, dan selanjutnya pemerintah yang putuskan," kata dia.
Menurut Sofyan, pemerintah akan mempertimbangkan sejumlah hal untuk menentukan siapa mitra pemerintah dalam projek transportasi yang akan menambah pilihan moda untuk konektivitas Jakarta-Bandung ini. Pertimbangan itu, antara lain berdasarkan kebutuhan investasi dari studi Jepang dan Tiongkok, penerapan teknologi, penggunaan tingkat kandungan dalam negeri, dan juga potensi efek ekonomi yang dihasilkan.
Sofyan memastikan, proposal yang akan diseleksi pada tahap akhir ini hanya penawaran dari Jepang dan Tiongkok. Sofyan juga menampik wacana bahwa pemerintah akan menggandeng kedua negara tersebut sekaligus untuk menggarap projek ini.
Projek kereta cepat Indonesia yang diwacanakan sekelas "Shinkansen" akan melayani rute Jakarta-Bandung. Moda transportasi untuk kelas menengah hingga menengah atas ini akan memangkas waktu tempuh perjalanan darat Jakarta-Bandung dari dua hingga tiga jam menjadi sekitar 30 menit.
Jepang sudah terlebih dahulu melakukan studi kelayakan tahap pertama dan menyerahkan proposal kepada pemerintah. Menurut data Bappenas, dari proposal Jepang diketahui biaya pembangunan rel dan kereta cepat rute Jakarta-Bandung sebesar Rp 60 triliun.
Sedangkan, Tiongkok melakukan studi kelayakan, setelah Jepang. Dari proposal Tiongkok, kebutuhan investasi untuk pembangunan rel dan kereta cepat rute Jakarta-Bandung sebesar 5,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 74 triliun. (Ant)
Ikuti berita kami di Facebook
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...