Induk Gajah Melahirkan Anak Kembar di Ayutthaya, Thailand
Gajah kembar yang langka di Thailand menerima berkah dari biksu sepekan setelah kelahiran mereka yang penuh gejolak.
BANGKOK, SATUHARAPAN.COM-Para biksu Buddha di Thailand pada hari Jumat (14/6) memberkati bayi gajah kembar, satu jantan dan satu lagi betina, sepekan setelah kelahiran langka mereka yang hampir menjadi sebuah tragedi.
Induk mereka, Chamchuri, melahirkan pasangan tersebut pada malam tanggal 7 Juni di sebuah kamp di ibu kota kuno Thailand, Ayutthaya, sebuah tujuan wisata populer 80 kilometer (50 mil) utara Bangkok.
Kelahiran gajah kembar jarang terjadi, apalagi bayi kembar jantan dan betina. Istana Gajah Ayutthaya & Royal Kraal, rumah bagi bayi-bayi yang baru lahir, mengatakan bahwa ini adalah yang pertama di provinsi tersebut, sementara pernyataan dari pemerintah Thailand mengatakan mereka adalah pasangan ketiga di dunia.
Keduanya merupakan anak keempat dan kelima dari induk gajah berusia 30 tahun.
Para pengasuh di kamp gajah tadinya berharap bisa membantu proses persalinan, namun ketika anak kedua keluar dari rahim induknya 18 menit kemudian, mereka terkejut.
Para pengasuh gajah, yang di Asia disebut mahout, harus bertindak cepat untuk mencegah ibu yang sama terkejutnya itu agar tidak secara tidak sengaja melukai putri barunya.
Salah satu mahout, Charin Somwang, mengalami patah kaki saat melangkah di antara ibu dan anak-anaknya untuk mencegah tragedi tersebut. Dia mengatakan kepada surat kabar Daily News Thailand bahwa adalah hal yang normal jika induk gajah menginjak dan mendorong dengan lembut setelah lahir untuk memeriksa apakah ia masih hidup. Namun bayi kedua, yang berjenis kelamin betina, tampak terlalu lemah untuk menerima perawatan seperti itu, katanya.
Pada hari Sabtu, Charin keluar dari rumah sakit dan sangat senang mengetahui bahwa kedua bayinya sehat.
Para biksu dari Wat Traimit di Bangkok datang untuk memberkati si kembar pada hari Jumat sebagai bagian dari upacara pemberian jasa pada kesempatan tersebut. Setelahnya, anak sapi disuguhi nampan berisi pisang dan sekotak susu.
Gajah adalah bagian besar dari identitas nasional Thailand dan telah resmi dinyatakan sebagai simbol negara. Raja-raja Thailand menunggangi gajah ke medan perang dan seekor gajah putih, yang dianggap sebagai simbol suci kekuasaan kerajaan, menghiasi bendera Thailand hingga tahun 1917.
Dulunya penting bagi perdagangan penebangan kayu, penggundulan hutan menyebabkan banyak gajah kehilangan pekerjaan. Meskipun populasi gajah liar semakin berkurang dan berkeliaran di hutan yang tersisa, banyak dari mereka yang dipelihara di tempat penampungan hewan atau digunakan sebagai alat bantu hidup di lokasi wisata. (AP)
Editor : Sabar Subekti
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...