Industri Migas Masih Memiliki Peran Strategis
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menilai bahwa hingga saat ini industri migas masih memiliki peran yang strategis dalam menopang ekonomi di Indonesia.
"Industri migas kita memiliki peranan strategis. 21 persen dari penerimaan negara dalam 10 tahun terakhir, bahkan pada lima tahun terakhir telah menghasilkan 1.428 triliun rupiah," kata Sudirman di Jakarta, Rabu (20/5).
Ketika ditemui dalam acara "Indonesian Petroleum Association Convention and Exhibition", ia mengatakan bahwa pada nyatanya harga minyak dunia sedang mengalami penurunan, namun industri migas tetap memiliki potensi untuk terus berkembang.
Saat ini Indonesia juga tengah menghadapi situasi krisis terkait anjloknya produksi minyak nasional, ujar Sudirman.
"Puncak `lifting` minyak di tahun 1977 dimana kita bisa menikmati 1,5 juta barel per hari sekarang sudah menjadi sejarah, dan mungkin sekarang akan sulit sekali mencapai angka itu," tutur Sudirman.
Selain itu, rasio penggantian cadangan migas yang saat ini berkisar 2:1 produksi minyak dan 10:90 produksi gas merupakan tantangan nyata, oleh karenanya pemerintah membentuk komite migas yang mampu bekerja dan dibekali kewenangan.
"Kita itu masih dalam posisi seolah masih di 20 tahun lalu ketika masih surplus minyak, belum ada regulasi terobosan dan tindakan mendasar untuk mengubah asumsi kita bukan lagi negara surplus minyak, tapi `nett` importir," tukasnya.
Terkait dengan upaya tersebut, ia menjelaskan bahwa pemerintah telah menekankan satu penataan mendasar yang diperlukan untuk memperkuat kembali pilar dan pondasi jangka panjang industri migas.
"Reformasi struktural ini memang tidak mengenakan dan membuat sebagian orang tidak nyaman, tapi seberapa beratnya jadi tugas kita bersama untuk menjalankannya," tutur Sudirman. (Ant)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...