Infeksi MERS di Saudi Meningkat Jelang Ibadah Haji
RIYADH, SATUHARAPAN.COM – Infeksi koronavirus MERS meningkat di Arab Saudi menjelang Ibadah Haji, memaksa penutupan bangsal darurat sebuah rumah sakit di Riyadh dan menewaskan tiga orang, menurut keterangan beberapa petugas dan media.
Saudi Gazette pada Kamis (20/8) mengatakan, pemerintah menutup bangsal darurat King Abdulaziz Medical City, salah satu rumah sakit terbesar di ibu kota, setelah sedikitnya 46 orang termasuk staf rumah sakit terinfeksi Middle East Respiratory Syndrome.
Penutupan tersebut dikonfirmasi oleh karyawan rumah sakit kepada AFP.
Kementerian kesehatan mengatakan, telah mencatat 21 orang yang terinfeksi MERS antara 9 sampai 15 Agustus. Belum ada penjelasan mengenai perbedaan dalam angka tersebut.
Menteri Kesehatan Khalid al-Falih pada Rabu (19/8) malam mengatakan, rumah sakit tersebut menghadapi penyebaran koronavirus dalam beberapa pekan terakhir, yang awalnya hanya satu kasus.
Namun, dalam pernyataan yang dilaporkan kantor berita SPA, dia memberikan jaminan bahwa kasus itu masih
terbatas. Dia mendesak untuk waspada ketika melakukan kontak dengan mereka yang mengidap penyakit pernapasan, dan mengimbau untuk melakukan langkah pencegahan ketika mengunjungi pasien MERS.
Kematian terbaru terjadi di Riyadh, dan semua korban merupakan warga Saudi berusia antara 65 sampai 86 tahun, menurut laporan dari kementerian.
Angka terbaru bertambah 483 dari 1.118 infeksi MERS di Arab Saudi, ketika virus itu muncul pada 2012, menurut kementerian kesehatan.
Arab Saudi, yang akan menyambut lebih dari dua juta umat Muslim dari seluruh dunia untuk melakukan ibadah haji tahunan, yang diperkirakan akan dimulai 21 September 2015, menghadapi penyebaran terburuk koronavirus.
Menag Lepas Kloter Pertama Haji Indonesia
Sementara itu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin secara resmi melepas kelompok terbang pertama jamaahb haji Indonesia yang berangkat dari embarkasi Pondok Gede, Jakarta, Jumat (21/8).
"Jangan terlalu memforsir atau memaksa diri dalam melakukan amalan-amalan utama saat berhaji," kata Lukman saat memberi pengarahan kepada jamaah haji.
Menurut dia, ada kecenderungan semangat beribadah yang sangat tinggi dari jamaah saat berada di Tanah Suci. Hal
itu terkadang membuat mereka melakukan aktivitas yang merugikan kesehatan, misalnya kurang istirahat atau kurang konsumsi makanan sehat.
Kendati demikian, Menag Lukman enggan disebut membatasi ibadah jamaah haji. Dia hanya ingin menekankan, pentingnya jamaah menjaga kesehatan karena rangkaian ibadah haji cukup lama dan menguras stamina.
Dengan kata lain, kata dia, jangan sampai memforsir diri dalam beribadah, kemudian tidak dapat melaksanakan ibadah penting seperti wukuf.
"Apapun amalan haji adalah ibadah. Jangan pernah lupa dengan niat awal kita pergi ke Tanah Suci, karena kita sedang akan beribadah, puncaknya itu wukuf. Terlebih kloter awal ini akan lebih banyak waktu dari jamaah lainnya maka jangan terlalu diforsir," kata Lukman.
Di tempat yang sama, Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengingatkan, agar jamaah haji waspada terhadap penyebaran penyakit MERS-CoV yang kasusnya banyak ditemukan di Arab Saudi.
“Beberapa yang harus diingat jamaah haji, “kata Nila, seperti menjalankan perilaku hidup sehat dan tidak terlalu dekat dengan unta karena berpotensi menjadi perantara penyebar MERS-CoV.
Selain itu, Nila meminta jamaah tidak mendatangi rumah sakit di Arab, jika tidak benar-benar terpaksa. Alasannya, di RS terkadang justru menjadi tempat awal mula penyebaran MERS-CoV.(AFP/ Ant)
Editor : Bayu Probo
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...