Menristekdikti Lepas Tenaga Guru ke Kawasan Timur
MAKASSAR, SATUHARAPAN.COM – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir melepas peserta Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia (MBMI) di kampus Universitas Negeri Makassar, Sulawesi Selatan.
"Saya berharap peserta yang diberangkatkan ini bisa menjadi guru dalam mencerdaskan bangsa indonesia yang berada di daerah tertinggal, terdepan dan terpencil di Kawasan Timur Indonesia," katanya saat memberikan motivasi kepada peserta di kampus tersebut, Kamis (20/8).
Menurutnya, program Kemenristekdikti yakni Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM-3T) di tahun ketiga angkatan ke lima ini, dinilai efektif dalam memajukan pendidikan di indonesia khususnya daerah yang sulit terjangkau.
"Saya berharap peserta yang lulus seleksi ini, merupakan lulusan sarjana yang bisa unggul dan dapat menjadi pengajar yang baik bagi masyarakat disana dimana ditempatkan untuk mengabdi," katanya.
Selain itu pihaknya mengupayakan, agar peserta yang mengikuti program mengajar lebih dari setahun itu di daerah Terdepan, Terluar dan Terpencil, bisa diajukan dalam proses pengangkatan CPNS di tahun mendatang.
"Kami akan terus berupaya untuk mendukung itu dan telah berkoordinasi dengan Kementerian Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi untuk mengakomodasi mereka mengingat jasa yang mereka lakukan selama ini," katanya.
Berdasarkan data, jumlah total peserta yang diberangkatkan selama 2015, mencapai 263 tenaga pendidik dari berbagai fakultas berasal dari kampus UNM. Mereka disebar ke daerah seperti di Papua, Papua Barat, Kalimantan Timur, Maluku, dan Maluku Utara, NTT, dan NTB.
Penyebaran tenaga pendidik tersebut, bertujuan sebagai bagian dari pemerataan pendidikan berkualitas di seluruh wilayah Timur Indonesia yang merupakan bagian dari NKRI.
Salah satu peserta SM-3T, Ikbal Akbar (23) alumni jurusan Geografi UNM mengatakan, dirinya akan ditempatkan di Kabupaten Dobo, Kepulauan Aru Nusa Tenggara Timur hingga setahun.
Untuk alumnus, yang diberangkatkan mulai angkatan 2007-2011 yang mengajar di Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas atau sederajat. Dia menyebut akan mendapatkan fasilitas dan honor perbulan mencapai Rp2 jutaan, dan menetap selama setahun, kendati demikian pihaknya berharap setelah program itu selesai bisa diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil.
"Harapannya kedepan, semoga kebijakan pemerintah bisa memprioritaskan kami untuk menjadi guru profesional dan
mengabdi pada negara sebagai PNS," kata alumnus angkatan 2010 itu. (Ant)
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...