Inflasi 2015 di Bawah 3 Persen
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah dan Bank Indonesia meyakini inflasi tahun 2015 akan terkendali di bawah tiga persen. Rendahnya inflasi 2015 tersebut tidak terlepas dari dukungan koordinasi kebijakan pengendalian inflasi di tingkat pusat dan daerah, antara Bank Indonesia dengan Pemerintah.
Keyakinan itu terungkap dalam rapat koordinasi yang diselenggarakan pada 23 Desember 2015 di Jakarta, dihadiri oleh Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Direktur Utama Perum BULOG Djarot Kusumayakti, Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Syarkawi Rauf, Kepala Badan Ketahanan Pangan Gardjita Budi, serta pejabat eselon I dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Menurut siaran pers Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Tirta Segara, rapat koordinasi itu menyepakati untuk untuk memperkuat pengendalian inflasi di tahun 2016. Perhatian terutama diberikan kepada komoditas yang berasal dari sisi administered prices (produk yang harganya diatur pemerintah) dan bahan makanan bergejolak (volatile food).
Rapat koordinasi menyimpulkan, diperlukan sinkronisasi kebijakan yang lebih kuat, baik pada tingkat pusat maupun daerah. Kebijakan dimaksud didukung oleh suatu roadmap pengendalian inflasi yang komprehensif serta komitmen yang kuat dari seluruh pemangku kebijakan (stakeholders).
Diakui bahwa koordinasi Bank Indonesia dan Pemerintah yang semakin baik berperan penting dalam mengendalikan Inflasi 2015. Inflasi kelompok volatile food tercatat cukup rendah seiring dengan terjaganya kecukupan pasokan bahan pangan. Kondisi tersebut didukung koordinasi Bank Indonesia dan Pemerintah, antara lain, melalui Tim Pengendalian Inflasi (TPI) dan Tim PIengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam mendorong peningkatan produksi dan memperbaiki distribusi, serta meminimalkan berbagai distorsi harga bahan pangan.
Sejalan dengan itu, kelompok administered prices diperkirakan mengalami inflasi yang rendah, bahkan berpotensi deflasi, ditopang oleh menurunnya harga energi dunia di tengah reformasi subsidi berupa penyesuaian harga BBM dan LPG 12 Kg, serta penyesuaian tarif listrik.
Rendahnya inflasi administered prices tersebut juga ditopang oleh langkah Pemerintah untuk menurunkan harga solar dan memberikan diskon tarif listrik industri golongan tertentu melalui paket kebijakan ekonomi III.
Sementara itu, inflasi inti tetap terkendali, didukung oleh ekspektasi inflasi yang terjaga, dampak passthrough pelemahan nilai tukar yang terbatas dan tekanan permintaan domestik yang relatif lemah. Hal tersebut tidak terlepas dari peran kebijakan Bank Indonesia dalam mengelola permintaan domestik, menjaga stabilitas nilai tukar, dan mengarahkan ekspektasi inflasi.
Editor : Eben E. Siadari
Stray Kids Posisi Pertama Billboard dengan Enam Lagu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Grup idola asal Korea Selatan Stray Kids berhasil menjadi artis pertama d...