Indonesia Buka Peluang Impor Beras dari India
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Indonesia telah memutuskan membuka pasar untuk mendatangkan beras, farmasi dan daging sapi dari India, yang oleh kalangan internasional dianggap sebuah terobosan besar, termasuk India, untuk diversifikasi ekspor ke negara-negara Asia Tenggara di mana negara ini memiliki defisit perdagangan besar.
Menteri Perdagangan Indonesia Thomas Lembong mengatakan kepada Duta Besar India Gurjit Singh pada hari Selasa (22/12) bahwa Presiden Joko Widodo telah memutuskan untuk memasukkan India dalam daftar negara-negara penyedia impor pangan yang dapat disahkan dan akses pasar untuk obat-obatan dan daging sapi dapat diberikan.
Kedutaan India di Jakarta telah berusaha keras untuk mencari saluran G2G untuk ekspor beras ke Indonesia. Kedua belah pihak diharapkan mencapai kesepakatan untuk memenuhi pasokan beras ke Indonesia.
Singh mengatakan bahwa mengingat hubungan baik yang terjalin antara kedua negara, India siap untuk mengatasi kekurangan beras di RI karena kekeringan, kata dia dalam sebuah pernyataan.
“Ini merupakan terobosan besar bagi India, produsen beras terbesar di dunia setelah Tiongkok, karena akan diversifikasi keranjang ekspor ke Indonesia di mana selama ini selalu terjadi defisit perdagangan yang besar,” kata dia.
Indonesia telah setuju untuk membeli produk farmasi dari India yang dikenal dengan kualitas tinggi dan harga yang terjangkau. Pemerintahan yang dipimpin oleh Joko Widodo berunding tentang hal tersebut untuk mengatasi beban keuangan sehubungan dengan masalah kartu kesehatan untuk Indonesia.
India juga telah mengeksplorasi kemungkinan ekspor daging sapi India ke Indonesia sejak tahun 1999. Namun, pihak Indonesia belum menyetujui karena masih mengkaji terkait Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Namun, dengan OIE (organisasi dunia yang bergerak di bidang kesehatan hewan) bahwa India memiliki program pengendalian resmi untuk PMK, delegasi tingkat tinggi dari Kementerian Pertanian Indonesia mengunjungi India pada bulan September 2015 dan telah memeriksa fasilitas produksi daging dan masalah karantina.
Pemerintah Indonesia diharapkan untuk mengubah undang-undang untuk memungkinkan India segera memiliki akses pasar untuk daging sapi.
Perdagangan bilateral antara India dan Indonesia berada pada USD 19 miliar di tahun 2014-2015. Pada periode yang sama, defisit perdagangan keduanya mencapai sekitar USD 11 miliar.
Dalam kesempatan yang lain, Thomas mengatakan diversifikasi impor negara penyedia pasokan pangan ini akan menghilangkan ketergantungan Indonesia dari satu negara saja misalnya seperti Australia.
“Memang kami khawatir bahwa kita punya ketergantungan yang terlalu besar secara proporsi kepada Australia, dan kami menginginkan adanya diversifikasi sumber (impor). Misalnya dari Korea Selatan atau India.” (business-standard.com)
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...