Inflasi di Venezuela 500 Persen
CARACAS, SATUHARAPAN.COM - Inflasi di Venezuela tahun ini diprediksi mencapai 500 persen dan 1.660 persen tahun depan. Ini menurut perkiraan Dana Moneter Internasional (IMF).
Venezuela dilanda pertikaian politik yang hebat akibat kesulitan ekonomi dan kubu oposisi yang menuntut sang presiden, Nicolas Maduro, mundur.
Kubu oposisi merancang unjuk rasa besar-besaran hari ini (28/10). Dan untuk mengantisipasinya, Maduro, mencoba bermanuver dengan menaikkan upah minimum nasional negara itu sebesar 40 persen. Tentu saja itu belum memadai karena inflasi di negara itu yang sudah melangit.
Upah minimum nasional Venezuela, termasuk subsidi pangan, dinaikkan menjadi
90.812 bolivars per bulan. Dalam ukuran dolar, itu adalah sebesar US$ 67 atau sekitar Rp 871.000. Upah sebelumnya adalah 65.065 bolivars.
Ini adalah keempat kalinya Maduro menaikkan upah minimum tahun ini. Kupon makanan dan bonus pekerja merupakan komponen terbesar dalam "upah" buruh di Venezuela.
Rencana kenaikan itu muncul satu hari sebelum para pemimpin oposisi, yang ingin menggulingkan Maduro, merencanakan pemogokan nasional dunia bisnis. Namun para pemimpin di partai Maduro mengatakan perusahaan yang berpartisipasi dalam aksi mogok itu akan ditangkap oleh angkatan bersenjata, yang mendukung Maduro.
Anggota militer Venezuela mendapatkan kenaikan upah 20 persen.
Menurut laporan cnn.com, para pemimpin oposisi mengatakan ancaman terhadap pemogokan adalah "penyalahgunaan kekuasaan dan contoh lain dari otoritarianisme pemerintah." Selain rencana mogok hari Jumat, mereka juga menyerukan kepada pendukung mereka untuk berpartisipasi dalam protes lainnya pada 3 November.
Kenaikan upah yang diumumkan kemarin itu kemungkinan tidak akan membantu rakyat jelata Venezuela menempatkan lebih banyak makanan di lemari es mereka. Venezuela telah berjuang mengatasi kekurangan pangan yang ekstrem tahun ini, dan hanya baru-baru ini saja kekurangan makanan mereda setelah pemerintah berhenti menegakkan kontrol harga yang ketat.
Hanya saja pelonggaran kontrol telah menyebabkan meroketnya harga di banyak bagian Venezuela sehingga orang-orang tidak mampu membeli makanan.
Ketegangan memuncak minggu lalu ketika Maduro menolak permintaan partai oposisi untuk menyerukan referendum atas dirinya. Pada hari Minggu pendukung Maduro menyerbu Majelis Nasional, yang dikendalikan oleh oposisi. Anggota Garda Nasional negara itu mengepung Majelis Nasional pada hari Kamis dan mencegah demonstran pro-Maduro memasuki gedung legislatif.
Pada hari Rabu, protes besar di seluruh negara itu menyerukan Maduro untuk mengundurkan diri.
Setelah bertemu dengan Paus Fransiskus di Vatikan, Maduro mengatakan ia akan bertemu dengan para pemimpin oposisi, pada hari Minggu (30/10), mencoba untuk menemukan kesamaan.
Editor : Eben E. Siadari
Indonesia Kirimkan Bantuan 2,7 Juta Dosis Vaksin Polio bOPV ...
YANGON, SATUHARAPAN.COM- Pemerintah Indonesia mengirimkan bantuan berupa 2,7 juta dosis vaksin Polio...