Inggris Akan Tes Karyawan dan Penghuni Rumah Perawatan Lansia
LONDON, SATUHARAPAN.COM-Inggris berjanji untuk tes semua penghuni dan karyawan rumah perawatan (warga lanjut usia) yang memiliki gejala COVID-19 setelah data resmi menunjukkan jumlah kematian akibat pandemi itu jauh lebih tinggi ketika orang usia lanjut yang dirawat dimasukkan.
Saat ini Inggris menguji lima warga pertama yang memiliki gejala, tetapi Menteri Kesehatan, Matt Hancock, mengatakan bahwa pengujian akan diperluas, karena kapasitas laboratorium ditingkatkan.
"Pengujian adalah kunci dalam pertempuran kami melawan virus corona, dan sebagai bagian dari rencana kami untuk mencegah penyebaran dan menyelamatkan nyawa. Kami akan memastikan bahwa setiap orang dalam perawatan sosial yang membutuhkan tes dapat melakukan tes," katanya hari Rabu (15/4).
Perluasan ini merupakan bagian dari rencana pemerintah untuk meningkatkan pengujian menjadi 100.000 per hari pada akhir bulan setelah menghadapi kritik bahwa itu belum seberapa ketimbang negara-negara lain, seperti Jerman.
Pada hari Selasa, Kantor Statistik Nasional mengatakan 5.979 orang di Inggris telah meninggal akibat COVID-19, penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus, seperti yang disebutkan dalam surat keterangan kematian mereka, atau 15% lebih tinggi dari angka yang diterbitkan oleh layanan kesehatan.
Angka harian yang diterbitkan oleh kementerian kesehatan hanya mencatat kematian di rumah sakit, dan tidak termasuk kematian di masyarakat seperti di rumah perawatan (untuk warga lansia).
Pemerintahan Perdana Menteri Boris Johnson juga menghadapi seruan dari oposisi, Partai Buruh, untuk pekan ini merinci rencananya dalam mengakhiri langkah-langkah penguncian, yang telah menutup sebagian besar ekonomi selama tiga pekan terakhir dan dijadwalkan akan ditinjau kembali pada hari Kamis (16/4) besok. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...