Inggris: Pendatang Yang Berbohong Bisa Dihukum 10 Tahun Penjara
LONDON, SATUHARAPAN.COM-Siapa pun yang tiba di Inggris dan terbukti berbohong tentang kunjungan baru-baru ini ke sebuah negara dalam daftar larangan perjalanan pemerintah Inggris akan menghadapi hukuman 10 tahun penjara di bawah kebijakan perbatasan virus Corona baru yang diumumkan hari Selasa (9/2).
Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock, mengatakan bahwa mulai hari Senin (8/2), penduduk Inggris dan Irlandia yang tiba di Inggris dari tempat-tempat dalam "daftar merah" pemerintah harus menjalani "paket karantina" yang harganya 1.750 pound (sekitar Rp 33,6 juta) per orang dan mencakup akomodasi, pengujian virus dan item lainnya.
Orang-orang yang tidak mematuhi aturan, termasuk mereka yang datang dari negara daftar merah tanpa pemesanan hotel, juga dapat dikenakan serangkaian denda, katanya.
"Saya tidak meminta maaf atas kerasnya langkah-langkah ini, karena kami sedang menghadapi salah satu ancaman terkuat terhadap kesehatan masyarakat kami yang kami hadapi sebagai sebuah bangsa," kata Hancock kepada anggota parlemen. "Orang yang melanggar aturan ini membuat kita semua dalam risiko."
Saat ini, ada 33 negara, termasuk Afrika Selatan, Portugal, dan seluruh Amerika Selatan, yang secara efektif dilarang ke Inggris yang sebagian besar karena kekhawatiran akan varian baru virus corona. Namun, warga negara Inggris dan Irlandia, serta semua penduduk Inggris lainnya, diizinkan masuk asalkan mereka mengisolasi diri selama 10 hari setelah kedatangan mereka.
Mulai hari Senin, mereka tidak akan dapat mengarantina diri di rumah, tidak seperti mereka yang datang dari negara yang tidak termasuk dalam "daftar merah". Sebaliknya, mereka harus membeli, melalui portal online khusus, paket yang mencakup pengujian, akomodasi, makanan, minuman, dan PCR untuk apa yang disebut "pengawasan varian" pada hari kedua dan delapan dari periode karantina mereka.
Aturan Baru
Rezim "pengujian yang ditingkatkan", yang merupakan tambahan dari tes pra-keberangkatan yang sudah dimandatkan, akan menjadi persyaratan bagi setiap orang yang tiba di Inggris. Siapa pun yang gagal melakukannya akan didenda.
Hancock, yang bertanggung jawab atas masalah kesehatan di Inggris, mengatakan sistem pemesanan akan mulai berlaku pada hari Kamis dan pemerintah telah mengontrak 16 hotel, untuk 4.600 kamar pada tahap awal. Hotel yang terlibat belum diidentifikasikan "karena alasan komersial".
Mereka yang gagal karantina di hotel yang ditunjuk akan menghadapi denda hingga 10.000 pound (setara Rp 193 juta). Potensi hukuman terberat hingga 10 tahun penjara dapat diberikan kepada orang-orang yang berbohong tentang mengunjungi salah satu dari 33 negara di "daftar merah.”
"Siapa pun yang berbohong pada formulir penumpang dan mencoba menyembunyikan bahwa mereka pernah berada di negara yang masuk daftar merah kami dalam 10 hari sebelum kedatangan di sini akan menghadapi hukuman penjara hingga 10 tahun," kata Hancock.
Sebanyak 30 negara yang masuk daftar larangan masuk Inggris adalah: Angola, Argentina, Bolivia, Botswana, Brazil, Burundi, Cape Verde, Chile, Colombia, Democratic Republic of the Congo, Ecuador, Eswatini, French Guiana, Guyana, Lesotho, Malawi, Mauritius, Mozambique, Namibia, Panama, Paraguay, Peru, Portugal (including Madeira and the Azores), Rwanda, Seychelles, South Africa, Suriname, Tanzania, United Arab Emirates (UAE), Uruguay, Venezuela, Zambia, Zimbabwe
Aturan di Skotlandia
Skotlandia memperketat aturannya tentang perjalanan internasional lebih jauh dari Inggris, mengkonfirmasikan akan mewajibkan orang yang tiba dengan semua penerbangan internasional langsung untuk memasuki hotel karantina. Sekretaris Transportasi Skotlandia, Michael Matheson, mengatakan pendekatan Inggris "tidak cukup".
Kelompok pelobi untuk industri perjalanan, salah satu yang paling terpukul selama pandemi, mengatakan langkah-langkah baru itu memperdalam masalah di tahun 2021.
“Bandar udara dan maskapai penerbangan berjuang untuk bertahan hidup dengan pendapatan hampir nol dan basis biaya yang besar, dan hampir setiap pekan pukulan lebih keras terjadi,” kata Karen Dee, kepala eksekutif Asosiasi Operator Bandara, dan Tim Alderslade, kepala eksekutif Airlines Inggris, dalam sebuah pernyataan. “Dukungan keuangan khusus penerbangan sangat dibutuhkan untuk memastikan sektor kami dapat melewati tahun ini.”
Berapa lama langkah-langkah tersebut akan bertahanm bergantung pada pandemi dan apakah varian virus baru akan membuat masalah vaksin yang dengan cepat disuntikkan di Inggris. Saat ini, sekitar 12,65 juta orang telah menerima dosis pertama mereka, setara dengan sekitar 20% dari populasi orang dewasa.
Pemerintah Inggris akan mengumumkan pada hari Senin tahap berikutnya dari peluncuran vaksinasi di luar empat kelompok yang dianggap paling berisiko.
Pemerintah berharap peluncuran vaksin yang cepat, di samping langkah-langkah perbatasan dan penguncian nasional yang sedang berlangsung, akan membuat jumlah kematian terkait COVID-19 turun secara dramatis.
Pada hari Selasa (9/2), 1.052 orang lainnya dilaporkan telah meninggal di seluruh Inggris setelah dites positif terkena virus corona, sehingga total menjadi 113.850 orang, jumlah kematian pandemi tertinggi di Eropa. (AP)
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...