Inggris Siap Menjadi Negara Tanpa Penggunaan Batubara
LONDON, SATUHARAPAN.COM – Inggris, tempat lahirnya Revolusi Industri lebih dari 200 tahun yang lalu, telah mencatat hari penuh pertama tanpa menggunakan batubara. Tonggak itu dicapai hari Jumat (21/4), setelah investasi bertahun-tahun dalam energi terbarukan tren yang diikuti beberapa negara Eropa lain dan bahkan di negara-negara berkembang.
Batubara adalah, bahan bakar yang mendorong Revolusi Industri dan membantu membangun Kerajaan Inggris. Tetapi ada dampak negatifnya. Pada tahun 1950an selimut polusi udara dari pembakaran batubara, menewaskan ribuan warga kota London.
Masa telah berganti. Tambang dalam batubara yang terakhir ditutup tahun 2015. Semua pembangkit listrik tenaga batubara akan ditutup tahun 2025. Banyak orang menyambut gembira berakhirnya riwayat pembangkit listrik tenaga batubara.
"Sejujurnya, ini adalah saat bagi umat manusia untuk merayakan, tentunya manusia yang tinggal di Inggris. Batubara pernah menjadi sumber energi fantastik dan tidak orang yang menyesalkan peran sejarahnya. Tetapi batubara adalah sumber energi paling kotor. Batubara kotor secara lokal maupun global,” kata Paul Ekins, dari University College London, yang dilansir situs voaindonesia.com.
Nuklir dan gas, masih merupakan bagian besar campuran energi yang digunakan Inggris. Tetapi tonggak bebas batubara dicapai berkat ekspansi luar biasa dalam energi terbarukan.
Sebagian besar kemajuan itu dicapai karena anjloknya harga bahan bakar terbarukan, khususnya kincir angin lepas pantai.
Tetapi Inggris ketinggalan dari negara-negara Eropa lain. Portugal menggunakan energi terbarukan empat tahun lalu. Kemajuan pesat teknologi energi terbarukan memberi peluang kepada negara-negara berkembang untuk memintas jenis industrialisasi pencemar yang dulu dialami Inggris.
"Jauh lebih murah untuk membangun pembangkit listrik tenaga surya yang terpencar daripada infrastruktur standar menggunakan bahan bakar fosil. Dengan harga energi surya pada masa depan, pilihannya sangat jelas,” kata Ekins.
Di Amerika Serikat, Presiden Donald Trump telah memberlakukan undang-undang yang membatalkan regulasi lingkungan, dan berjanji akan membuat para pekerja tambang batubara kembali bekerja dan Trump menanam investasi dalam teknologi yang disebut “jerat karbon.”
"Pemerintahan saya mengakhiri perang terhadap batubara. Kita akan menggunakan batubara bersih. Sangat bersih,” kata Trump.
Editor : Melki Pangaribuan
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...