Ini Kendala Pengurus RT/RW Keluhkan Aplikasi Qlue

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pada hari Kamis (26/5) lalu, beberapa pengurus RT/RW dari Forum RT dan RW yang terdiri dari daerah Cilandak dan Ancol mengeluhkan wajib lapor kondisi lingkungan mereka melalui aplikasi Qlue jika ingin mendapatkan uang operasional RT/RW.

Bahkan, mereka mengadukan keberatannya hingga ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta melalui Komisi A. Tak hanya itu, mereka juga mengancam akan memboikot Pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2017 mendatang.

Lalu, sebenarnya apa yang menjadi kesulitan pengurus RT/RW ini ketika mengakses aplikasi Qlue yang harus mereka unduh melalui ponsel pintar mereka?

Salah satu Lurah Krendang, Kecamatan Tambora Jakarta Barat, Andre Ravnic mengungkapkan kendala yang dihadapi oleh pengurus RT/RW adalah keterbatasan waktu. Sebagian pengurus RT/RW merupakan karyawan yang bekerja dari pagi hingga sore hari sehingga mereka kesulitan mengatur waktu dan tidak sempat untuk melakukan pelaporan.

Kemudian, sambung Andre, ada pula sejumlah pengurus RT / RW yang sudah berusia lanjut sehingga kesulitan menggunakan aplikasi Qlue di telepon seluler miliknya.

Sementara itu, Andre sebagai aparatur kelurahan terus memotivasi para pungurus RT/RW untuk membuat laporan melalui aplikasi Qlue.

"Satu hal yang selalu kami tekankan kepada pengurus RT/RW, mereka dipilih warga sehingga harus melaksanakan amanat. Laporkan apa saja yang terjadi di lingkungan masyarakat untuk dilakukan penanganan guna mewujudkan Jakarta Baru. Misalnya, keberadaan parkir liar, PKL dan sebagainya," kata dia di Jakarta, hari Sabtu (28/5).

Saat ini, dari tujuh RW dan 84 RT di Kelurahan Krendang, baru sekitar 50 hingga 60 persen yang menunaikan kewajiban memberikan tiga laporan per hari. Dia optimis angka tersebut akan meningkat seiring dengan upaya sosialisasi yang terus dilakukan dari kelurahan.