Inovasi Beton Limbah Marmer Universitas Petra Surabaya Jawara Nasional
SURABAYA, SATUHARAPAN.COM – Tiga mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra (UK Petra) raih juara pertama dalam Lomba Inovasi Beton Civil Week 2017.
Lomba Inovasi Beton ini dilaksanakan pada tanggal 1-4 November 2017 di Fakultas Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta.
Lomba yang diikuti oleh mahasiswa dari 23 Universitas di Indonesia ini menantang para pesertanya untuk membuat beton Self Compacting Concrete (SCC) yang bernilai ekonomis, ramah lingkungan, serta tidak mengabaikan aspek atau nilai sosial yang menekankan terobosan baru dalam pemilihan material untuk peningkatan kualitas SCC.
Stella Patricia Angdiarto, Favian Sebastiano, dan Gho Danny Wahyudi yang tergabung dalam “Tim Selanjutnya” berhasil mengalahkan 38 kelompok lainnya, termasuk tuan rumah yaitu Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Inovasi yang dipilih oleh Stella dan kawan-kawan adalah menggantikan pasir dengan limbah marmer.
Limbah marmer memiliki tekstur serbuk halus yang mirip dengan semen, sehingga limbah marmer bisa mensubstitusi pasir hingga 30 persen. Manfaat dari penggunaan limbah marmer ini adalah tidak mengeruk atau menggunakan Sumber Daya Alam (SDA), akan tetapi memanfaatkan limbah dari pemotongan marmer yang banyak sekali jumlahnya.
Selain itu, beton yang dihasilkan semakin padat karena sifat dari limbah marmer yang halus sehingga mampu mengisi rongga-rongga.
“Kami terinspirasi dari kakak kelas yang mempresentasikan tentang keuntungan dari material limbah marmer, akhirnya kami melakukan studi literatur mengenai limbah marmer kemudian mulai melakukan percobaan untuk menemukan kadar yang pas dan optimum,” kata Stella Patricia Angdiarto, yang dilansir situs petra.ac.id.
Untuk babak penyisihan, tiap kelompok diminta mengumpulkan proposal lomba dan video pembuatan beton pada tanggal 25 September 2017.
Pada babak penyisihan, tim selanjutnya berhasil membuat beton dengan kekuatan tekan 14,74 MPa. Dari 39 kelompok tersebut, terpilih enam kelompok yang berhasil maju ke babak final. Babak final diisi dengan demo pembuatan beton, pengujian beton selama satu hari, dan presentasi. Demo pembuatan beton dilakukan dalam waktu 75 menit, semua bahan dan alat telah disiapkan kecuali bahan inovasi seperti limbah marmer harus dibawa masing-masing kelompok. Ternyata, beton yang dihasilkan pada babak final memiliki kekuatan tekan 10 MPa, hal ini dikarenakan materi yang digunakan kurang bersih dan juga tekstur pasir yang digunakan kurang bagus.
Pada hari selanjutnya, kelompok harus mempresentasikan produk yang dihasilkan selama 20 menit dan dilanjutkan dengan tanya jawab selama 40 menit. “Pada babak final, kami sempat kesulitan karena material yang kami dapatkan kotor sehingga itu sangat mempengaruhi kualitas dari beton yang kami hasilkan,” terang Favian Sebastiano.
Pada hari ketiga, peserta diberi kesempatan untuk berkeliling kota Solo. Kemudian pada tanggal 4 November 2017, UK Petra diumumkan menjadi juara pertama dan berhak mendapatkan piala, sertifikat dan uang sebesar Rp 7.500.000,-. Juara kedua diraih oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) dan juara ketiga diraih oleh Universitas Sebelas Maret.
Editor : Melki Pangaribuan
Kekerasan Sektarian di Suriah Tidak Sehebat Yang Dikhawatirk...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penggulingan Bashar al Assad telah memunculkan harapan sementara bahwa war...