Insiden Tolikara Jadi Pertanyaan Pansel ke Capim KPK
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pertanyaan terkait insiden yang terjadi di Distrik Karubaga, Kabupaten Tolikara, Provinsi Papua, pada Jumat 17 Juli 2015 lalu, sempat dilontarkan oleh Panitia Seleksi (Pansel) calon pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kepada Inspektur Jenderal (Irjen) Polisi Yotje Mende.
Pertanyaan tersebut dilontarkan kepada mantan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua itu saat mengikuti tes wawancara terhadap calon pemimpin KPK di Gedung Sekretariat Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, hari Rabu (26/8).
"Insiden Tolikara, apakah berhubungan dengan pemberhentian bapak sebagai Kapolda Papua?," ucap salah satu anggota Pansel calon pemimpin KPK, Enny Nurbaningsih di Gedung Sekretariat Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, hari Rabu (26/8).
Yotje yang sejak awal tes wawancara berlangsung terdengar lembut dalam menjawab pertanyaan pun langsung mengatakan tidak. Menurut dia, pemberhentiannya sebagai Kapolda Papua semata-mata disebabkan purnatugas atau masa jabatan yang telah berakhir.
"Tidak bu, saya purnatugas," kata Yotje.
Kemudian salah satu dari 19 nama tersisa yang akan memimpin KPK hingga 2019 itu pun mengatakan mengakhiri masa jabatan sebagai Kapolda Papua dengan prestasi, di mana pihaknya berhasil menangkap pelaku provokasi insiden Tolikara dan mendamaikan dua kubu yang berseteru.
"Sebelum saya serah terima jabatan Kapolda Papua, kami berhasil menangkap pelaku provokasi insiden Tolikara.
“Jadi, semua lancar, berhenti sebagai Kapolda Papua kami bukan karena dicopot, kami justru berhasil karena masalah tidak berkembang dan kami tangkap pelakunya. Ini justru prestasi buat kami,” dia menambahkan.
Dia pun sempat menjelaskan kronologi insiden Tolikara yang diketahui. Insiden di Tolikara berawal dari kesalahpahaman antara pelaksana kegiatan di gereja dan masjid, di mana jarak antara kedua bangunan tersebut hanya 500 meter.
"Insiden Tolikara spontan kesalahpahaman pelaksana masing-masing rumah ibadah, gereja dan masjid, yang jaraknya hanya sekitar 500 meter. Sementara keduanya akan melangsungkan kegiatan, gereja akan menggelar Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) dan masjid menggelar salat Idul Fitri 1436 Hijriah," tutur Yotje.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...