Institut Teknologi Massachusetts : Sel Surya Tipis Mampu Mengkonversi Energi Lebih Sedikit
MASSACHUSETTS, SATU HARAPAN.COM – Momentum teknologi dalam sel surya sekarang lebih cenderung mengejar efisiensi yang lebih besar. Kebanyakan sel surya dapat mengkonversi 15-20 persen dari energi cahaya menjadi energi listrik. Namun para peneliti Insitute Teknologi Massachusetts/Massachusetts Insitute of Technology (MIT) mengeksplorasinya menuju ke arah yang lebih bersifat alternatif dibandingkan mengejar kemampuan untuk meningkatkan konversi dari sel sel surya tersebut.
Mereka sedang mencari cara untuk membuat sel surya dengan menggunakan bahan yang lebih sedikit. Sementara mereka menata proses untuk membangun sel surya hanya menggunakan efisiensi 1-2 persen. Sel-sel ini juga sangat tipis dan mereka bisa menghasilkan hingga 1.000 kali lebih banyak energi per pon dari sel-sel fotovoltaik konvensional.
Asosiasi Profesor Teknik Tenaga dari MIT, Jeffry Grossman, dan Carl Richard Soderberg, bekerja sama dengan Marco Bernardi, dari Departemen Ilmu Pengetahuan Material, dan Maurizia Palummo, seorang peneliti senior dari Universitas Roma, untuk mewujudkan projek tersebut. Mereka mengupayakan proses pelapisan sel surya dengan menggunakan proses nanoteknologi.
Lapisan yang terkandung dalam sel surya tersebut antara lain satu molekul graphene dan satu lembaran molekul molibdenum disulfida. Yang dihasilkan dari dua lapisan tersebut adalah satu nanometer atau satu miliar meter tebalnya.
Benardi juga menambahkan bahwa susunan sel surya dengan dua lapisan sel itu dapat menurunkan efisiensi konversi. Sebagai perbandingan, sel surya ultra tipis dalam perkembangan dunia sekarang dapat menekan efisiensi 30 persen dan 1.000 kali lebih tebal dalam satu mikrometer (atau mikron).
Pengurangan biaya pembuatan sel surya adalah dengan cara mengurangi bahan baku untuk sel surya tersebut yang antara lain dengan pengurangan silikon murni.
Setengah harga dari panel surya itu berdasarkan struktur pendukung dan biaya instalasi dari sel surya yang tipis tersebut. “Ini lebih tipis 20-50 kali dari sel surya yang biasa,” ujar Grossman.
Sel-sel surya tersebut harus cukup kuat secara fisik. “Kebanyakan sel surya harus dilindungi dari udara terbuka dengan kaca tebal tetapi sel-sel surya dari peneliti MIT stabil di udara dan di bawah sinar ultraviolet serta kelembaban,“ tambah Grossman.
Menurut peneliti MIT, penelitian tidak hanya dibatasi oleh bahan dasar pembuatan sel surya saja tetapi terhadap kombinasi alternatif layer yang baru.
Ada juga metode untuk memproduksi molibdenum disulfida dan bahan lain yang digunakan dalam proses manufaktur praktis yang sangat panjang. “Tapi hal itu masih diperbincangkan,” ujar Grossman.
Editor : Sabar Subekti
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...