Integrasi Sosial Retak Karena Salah Pahami Demokrasi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Masyarakat Indonesia masih perlu belajar berpolitik, karena saat ini integrasi sosial yang telah terbentuk di Indonesia perlu dipertahankan, dan jangan luntur hanya karena rakyat Indonesia tidak memahami demokrasi dengan baik. Hal ini dikemukakan Fajar Riza Ul Haq dari Maarif Institute dalam Dialog Partisipasi Kelompok Sipil Agama Dalam Memperkuat Integrasi Sosial Pasca Pemilihan Presiden yang diselenggarakan Jumat (29/8) malam di Gedung Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Menteng, Jakarta.
“Polarisasi dalam masyarakat meningkat tajam, sesuatu yang tidak bagi kohesi sosial masyarakat Indonesia,” kata Fajar Riza Ul Haq.
Fanani mengemukakan bahwa apabila fenomena ini terus terjadi maka kesatuan Indonesia di ambang kehancuran dan kita tidak dapat lagi berpikir jernih untuk menghadirkan politik yang bagi bangsa.
Pemilihan Presiden 2014 seharusnya menjadi momentum bagi seluruh rakyat Indonesia untuk mengendorkan egonya masing-masing.
“Bukannya malah makin membesar-besarkan sebuah perkara yang kecil, “ lanjut Direktur Riset Maarif Institute tersebut.
Dalam acara ini turut hadir Pdt. Andreas A. Yewangoe selaku Ketua Umum Persekutuan Gereja- Gereja di Indonesia (PGI), Prof.Dr Greg Fealy, Guru besar dan pemerhati Indonesia di Australian National University di Australia dan Raja Juli Atoni, Ph.D selaku Direktur Eksekutif The Indonesian Institute (TII).
Pemilihan Presiden 2014, lanjut Fajar Riza Ul Haq, jangan menjadi titik kemunduran bagi indonesia.
“Saat ini pasca pilpres penting adanya pencapaian positif bagi Indonesia karena penting guna menguatkan kerja-kerja politik bagi kesejahteraan rakyat. Untuk itu, kelompok sipil agama harus bisa menjadi hakim dan pengawas yang adil,” lanjut Fajar Riza Ul Haq.
Fajar Riza Ul Haq menegaskan saat ini kelompok sipil agama harus bertindak dan bergerak serius guna memberi pencerahan bagi rakyat, bukan memihak kelompok tertentu dan menjadi propaganda salah satu kubu.
“Kelompok sipil agama di Indonesia harus berjalan di tracknya, dan ada kontribusi positif dan nyata agama bagi politik di Indonesia,” lanjut Riza.
“Para pemuka agama juga menyelaraskan kerja nyata bagi perbaikan moral bangsa setiap saat,” tutup Riza.
Editor : Bayu Probo
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...